TEROR
Teror menjelma hantu, menebarkan sayap-sayapnya keseluruh penjuru perasaan dunia. Mengepakkan ketakutan dan hinggap sebagai kengerian pada ranting-ranting jiwa manusia yang rapuh.
Teror lahir dari persetubuhan dendam dan keputusasaan. Menyembur lewat dubur kejahatan, oleh tangan-tangan hantu yang bersembunyi dalam kegelapan gua-gua angkara murka. Menaburkannya ketika matahari menikmati lelap tidurnya di balik punggung gunung yang termenung, membiarkan malam merambati hari-hari suram.
Teror, menghantui jiwa-jiwa yang berdinding ranting pohon-pohon rapuh, sebab dunia baginya terdampar sebagai perahu karam di perairan dangkal tempat hantu-hantu memandikan anak-anaknya, ketika gelap mulai menjaring alam di penghujung waktu senja.
Sumber: Syafruddin (shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2008.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H