Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merobohkan Rumah Tuhan

30 Juli 2022   10:58 Diperbarui: 30 Juli 2022   11:03 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MEROBOHKAN RUMAH TUHAN

Manusia membangun rumahnya sendiri dengan dinding-dinding teori ilmu, menopangnya dengan batu bata eksperimen dan penelitian, atapnya disanggah  balok-balok akal yang merdeka dari nafas Sucinya sendiri.

Manusia membangun peradaban dari keringat alam, yang diikat sebagai budak dalam istana pengetahuan, dan harus melayani seluruh hasrat mewah tubuh-tubuh yang dimesinkan total teknologi.

Manusia hidup mewah dalam istana akal, yang berdiri megah mengangkang di atas rintihan alam, yang dipaksa melacur di ranjang-ranjang para raja, yang selalu aman dalam perlindungan para serdadu berseragam harimau liar padang tandus, dan deretan senjata yang bersiaga dengan otak elektronik.

Manusia dengan kekuasaan yang diramu dari biji-biji debu yang berkeliaran, telah merobohkan rumah Tuhan.  Sebab suara-suara mendendangkan keabadian dari menara dan lonceng-lonceng suci, mengganggu tidurnya pada waktu pagi dan pada waktu petang.

Sumber: Syafruddin (shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2008

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun