Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Puisi: Matinya Akal dan Takdir Suram Dunia

5 Juni 2022   09:49 Diperbarui: 5 Juni 2022   09:57 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MATINYA AKAL DI TAHTA KERAJAAN-NYA

Setiap orang ditinggalkan defenisi, sebab defenisi bergabung bersama ayat-ayat suci untuk mengabdi pada Tuhan. Setiap orang telah kehilangan defenisi, karenanya mereka mencari agama untuk menemukan Tuhan. Setiap orang tidak lagi berdefenisi, sebab Tuhan telah menerangkan dirinya sendiri dalam kitab suci.

 

 

 

TAKDIR SURAM DUNIA

Dunia tidak lagi bisa menangis, galon-galon air matanya kering di sedot derita zaman sebagai luka dalam beribu-ribu perubahan waktu. Dunia adalah penderitaan yang bersemayam dalam rumah zaman dan berjalan tanpa air mata, menggandeng nasib sebagai  takdir atasnya, bahwa dunia adalah sarang harimau kesuraman, tempat wajah ketakutan merias dirinya dan padang siksaan yang hadir dengan beribu-ribu wajah.

Dunia tidak lagi bisa menangis, sebab takdir derita telah ditetapkan atasnya bersama kawanan siksaan yang akan menemaninya berjalan untuk mengenal belahan jiwanya yang lain.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun