MATINYA AKAL DI TAHTA KERAJAAN-NYA
Setiap orang ditinggalkan defenisi, sebab defenisi bergabung bersama ayat-ayat suci untuk mengabdi pada Tuhan. Setiap orang telah kehilangan defenisi, karenanya mereka mencari agama untuk menemukan Tuhan. Setiap orang tidak lagi berdefenisi, sebab Tuhan telah menerangkan dirinya sendiri dalam kitab suci.
Â
Â
Â
TAKDIR SURAM DUNIA
Dunia tidak lagi bisa menangis, galon-galon air matanya kering di sedot derita zaman sebagai luka dalam beribu-ribu perubahan waktu. Dunia adalah penderitaan yang bersemayam dalam rumah zaman dan berjalan tanpa air mata, menggandeng nasib sebagai  takdir atasnya, bahwa dunia adalah sarang harimau kesuraman, tempat wajah ketakutan merias dirinya dan padang siksaan yang hadir dengan beribu-ribu wajah.
Dunia tidak lagi bisa menangis, sebab takdir derita telah ditetapkan atasnya bersama kawanan siksaan yang akan menemaninya berjalan untuk mengenal belahan jiwanya yang lain.
Â
Â