KENANGAN MANUSIA
Manusia akan meninggalkan kenangannya pada gugusan abad yang berlari. Kenangannya ditimang-timang generasi berikut sebagai buah pengetahuan. Dan pengetahuan adalah sungai yang beranak dua, bernama kebaikan dan keburukan.
Manusia dari rahim bunda dikejar kebenaran yang berlari sepanjang darah mengalir dalam urat nadi dan menghadangnya disetiap detik pergantian waktu.
Tapi manusia hanya menitip benci dan cinta pada kehidupan yang juga segera menjadi kenangan.
TERSESAT
Keluh lidahku menyebut nama penghuni hati, sebab yang sering kubicarakan hanya penghuni yang menyalakan lentera di malam hari dalam rumah berdinding tanah. Padahal cahaya dalam hati lebih terang dari nyala apapun.
Suntuk mataku menyaksikan kebenaran yang lahir dari  rahim hati yang bercahaya, sebab bola mataku adalah kunang-kunang yang ditinggalkan matahari dan bergabung dengan kegelapan sepanjang malam.
Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008. Â Puisi ini telah mengalami pegeditan ulang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H