Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Puisi: Kenangan Manusia dan Tersesat

24 Mei 2022   09:37 Diperbarui: 24 Mei 2022   09:57 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KENANGAN MANUSIA

Manusia akan meninggalkan kenangannya pada gugusan abad yang berlari. Kenangannya ditimang-timang generasi berikut sebagai buah pengetahuan. Dan pengetahuan adalah sungai yang beranak dua, bernama kebaikan dan keburukan.

Manusia dari rahim bunda dikejar kebenaran yang berlari sepanjang darah mengalir dalam urat nadi dan menghadangnya disetiap detik pergantian waktu.

Tapi manusia hanya menitip benci dan cinta pada kehidupan yang juga segera menjadi kenangan.

TERSESAT

Keluh lidahku menyebut nama penghuni hati, sebab yang sering kubicarakan hanya penghuni yang menyalakan lentera di malam hari dalam rumah berdinding tanah. Padahal cahaya dalam hati lebih terang dari nyala apapun.

Suntuk mataku menyaksikan kebenaran yang lahir dari  rahim hati yang bercahaya, sebab bola mataku adalah kunang-kunang yang ditinggalkan matahari dan bergabung dengan kegelapan sepanjang malam.

Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008.  Puisi ini telah mengalami pegeditan ulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun