Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hikmah Keabadian

16 Mei 2022   12:21 Diperbarui: 16 Mei 2022   12:32 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HIKMAH KEABADIAN

Bersemilah jiwa yang ditanam dalam genangan darah penderitaan karena rindu pada ketakterbatasan Cinta. Bermekaranlah kelopak-kelopak bunga yang tumbuh karena tanahnya dialiri air kesucian terpendam dalam. Menyeruaklah aroma  harum nafas yang dihembuskan pada riak angin berlari riang.

Setiap zaman diutus manusia-manusia suci memberi tanda akan keabadian. Setiap zaman pula hasrat-hasrat memilih berdiam di gundukan tanah-tanah yang runtuh ketika diguncang gempa. Peringatan disampaikan setiap denyut nadi kehidupan, lewat matahari dan rembulan yang tiada letih silih berganti menyampaikan berita.

Indahlah jiwa yang menangkap setiap hikmah yang lewat bersama musim yang berlabu dan berlalu.

Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun