Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gerbang

24 April 2022   09:12 Diperbarui: 24 April 2022   09:25 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

GERBANG

Gerbang kedatangan senantiasa terbuka bagi jiwa-jiwa yang melebam biru rindunya pada keabadian dan selalu tertutup hati-hati yang mabuk karena menegak anggur pada malam tanpa rembulan.

Gerbang kedatangan dijaga untuk para bidadari yang bermahkota selaksa bintang-bintang di kepalanya, senyumnya hanya untuk jiwa yang merana hasratnya karena cinta yang tak tertahan pada kesucian dan tidak bagi hati yang pekat nafsunya terendam pada gulita malam tanpa rembulan.

Tetapi gerbang sejarah senantiasa menganga mulutnya bagi setiap pejalan yang datang dengan hati yang terbuat dari api atau jiwa yang terbuat dari cahaya.

Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun