Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nyanyian Gersang Tanpa Seruling Rumi

18 April 2022   14:17 Diperbarui: 18 April 2022   14:45 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NYANYIAN GERSANG TANPA SERULING RUMI

Gersang nyanyian mengalir dari kerongkonganmu saudaraku. Setelah enggan lagi kau pada jerit seruling Rumi, yang iramanya hidup mengiring. Lagumu membentur tembok hati dan tanggal sendiri nadanya satu persatu, luruh maknanya bersama debu terseret-seret ditarik angin yang gerah. Rasa hatiku tetap saja kering dihangus kemarau rindu yang membunuh.

Lagu tanpa nada seruling Rumi, erangan rasa sakit dibelai lagu Kekasih. Kini hampa hinggap dihelai-helai jiwa, dirundung duka kematian diri. Berhentilah bernyanyi saudaraku, lirik khotbahmu membuat perih urat rindu sebab kemunafikan sangat nyata mengalir dalam nada dunia yang mendidih.

Aku rindu tiupun seruling Rumi. Terbawa angin basah bulan hujan dari hati yang tidak lagi bisa mundur dari Cinta. Meski jerit seruling Rumi membawa tombak kematian, maka biarlah hasrat lempung mati terbunuh.

Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun