Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeri Timur yang Terjajah

18 April 2022   06:40 Diperbarui: 18 April 2022   08:01 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NEGERI TIMUR YANG TERJAJAH

Negeri-negeri tempat matahari dilahirkan, sejak kicau burung dara diusir dari pepohonan oleh serangan mesin-mesin pabrik. Bergerombol seperti kafilah berbaris di tengah padang pasir, berjalan melintasi tapal batas tradisi yang dirawat dengan keringat rembulan di atas tikar langit tempat dewa dewi mandi cahaya. Bergerak ke lembah-lembah tempat matahari dikuburkan oleh petang. Lembah yang setiap lembar udaranya adalah kegelapan.

Negeri-negeri tempat matahari mengerling jika pagi, sejak huruf-huruf dilembar-lembar kitab keabadian dipreteli alat-alat teknologi. Berkerumun di atas meja batu seperti tikus liar kelaparan, menandatangani prasasti kekalahan untuk dikirimkan ke kantor penjajah berdinding kaca hitam tebal -- sebagai bukti penyerahan diri -- . Kantor tempat sinar matahari menutup mata jika malam. Matahari yang cahayanya tersembunyi dibalik kelopak mata buta.

Lihatlah, sejak burung dara kehilangan kicauan dan kitab suci tinggal kertas kusam tanpa kata-kata, negeri itu menjadi beku dibalik selimut dingin salju kehancuran, dalam bilik-bilik kegamangan yang suram. Sebab, menukar matahari dengan cahaya lilin.

Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008.  

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun