Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Khotbah di Depan Rerumputan

14 April 2022   10:21 Diperbarui: 14 April 2022   11:13 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KHOTBAH DI DEPAN RERUMPUTAN

Mulutku berbusa-busa ketika memberi khotbah pada serumpun rumput-rumput di padang yang tanahnya retak-retak sebab dibohongi musim. Satu persatu kisah meluncur dari tenggorokanku tentang kebaikan dari periode ke periode, yang bermula dari taman firdaus hingga berhenti di ubun-ubun ka'bah. Rumput-rumput itu syahdu tertunduk menyimak setiap kalimat yang berlari bersama angin kemarau, bertiup sedikit malu-malu dan hinggap di helai daun-daun.

Mulutku semakin berbusa ketika hampir seluruh ayat-ayat suci telah keluar lewat bibir yang menari seperti pepohonan diterpa badai. Hingga tiba-tiba seseorang memotong suaraku; "jadi tuhan itu dimana?"

Mulutku berhenti berbusa, lalu lidahku berujar; tanya rumput yang bisu.

Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun