Mohon tunggu...
Syafril Rahmat Umar
Syafril Rahmat Umar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Fisika

Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dalam Rangka Melestarikan Adat Desa Jombor Mahasiswa UNNES GIAT 3 Ikut Berpartisipasi dalam Acara Merti Bumi Pertapaan Gunung Beser

21 Desember 2022   05:18 Diperbarui: 21 Desember 2022   05:55 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi Merti Bumi digelar warga di kawasan lereng Gunung Sindoro Sumbing, tepatnya di Dusun Jombor Lor, Desa Jombor, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung. pada Jumat (25/11/2022). Dalam prosesi sore itu semua warga naik ke Gunung Beser menuju petikasan Makam. Para laki-laki membawa rangkaian gunungan hasil bumi. Sedangkan wanita membawa nasi gurih ayam ingkung di atas kepala mereka. Warga berjalan beriringan dari gerbang dusun. Barisan panjang disertai irama gamelan itu dilakukan pelan hingga sampai di Puncak Gunung Besar. Masyarakat duaun jombor lor,desa Jombor,Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung menggelar upacara adat Merti Bumi Mustikaning Warih. Hal ini sebagai wujud syukur atas hasil panen yang baik, dan meningkatnya produksi kopi di desa yang paling banyak membuat ciri khas daerah tersebut.

Di antara mereka ada yang sudah berpikiran maju, ada yang masih percaya pada hal-hal yang ghaib dan ada juga yang sangat kental keagamaannya. Banyak tradisi dan warisan nenek moyang mereka yang masih mereka lakukan seperti kenduri, slametan, bersih desa dan ritual-ritual lainnya. Sebagai masyarakat agraris yang mata pencaharian penduduknya mayoritas adalah bertani (penghasil salak), masyarakat Wonokerto setiap tahun melaksanakan upacara adat bersih desa yang diberi nama Upacara Merti Bumi. Upacara Merti Bumi ini dilaksanakan setiap bulan Sapar. Untuk tahun 2022 ini dilaksanakan pada tanggal 25-28 November 2022 yang bertempat di dusun Jombor Lor, desa Jombor, kecamatan Jumo, kabupaten Temanggung, propinsi Jawa Tengah. Upacara Merti Bumi merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya yang berupa panen yang melimpah. Pada perkembangannya, upacara Merti Bumi merupakan obyek pariwisata. Masyarakat masih berusaha untuk melestarikannya karena upacara tersebut merupakan warisan dari leluhur mereka yang tidak boleh ditinggalkan. Adapun makanan yang digunakan dalam upacara tersebut adalah nasi putih yang dibentuk kerucut (robyong) dengan lauk pauknya, gunungan palawija seperti buahbuahan dan sayur-sayuran yang dibentuk kerucut. Ada satu keunikan makanan yang digunakan dalam upacara Merti Bumi yaitu buah salak yang dibentuk kerucut yang menunjukkan bahwa dusun Tunggul Arum mayoritas penghasil buah salak yang melimpah. Menurut tradisi, malam hari sebelum siang harinya diselenggarakan upacara Merti Bumi, maka lebih dahulu diadakan Mujahadah (pengajian). Kegiatan Mujahadah ini diikuti hampir seluruh dusun Jombor Lor. Mereka bersama-sama berkumpul di rumah salah satu warga di dusun Jombor Lor. Kegiatan Mujahadah ini bertujuan untuk memanjatkan doa-doa, memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar upacara Merti Bumi yang diselenggarakan esok harinya tidak menemui halangan dan dapat berjalan lancar.

dokpri
dokpri

Permasalahan yang akan dikaji adalah mengapa upacara Merti Bumi sampai saat ini masih dilaksanakan. Apa makna upacara Merti Bumi bagi kehidupan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan Antropologi Budaya, yaitu studi Antropologi yang memusatkan perhatiannya pada aspek organisasi sosial daripada kehidupan manusia itu sendiri. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerangka teori Brosnilaw Kacper Malinowski yaitu teori Fungsionalisme. Malinowski berasumsi bahwa semua unsur kebudayaan akan bermanfaat bagi masyarakat atau dengan kata lain bahwa Fungsionalisme berpandangan bahwa kebudayaan mempertahankan setiap pola kelakuan yang sudah menjadi kebiasaan., yang sudah merupakan bagian kebudayaan dalam suatu mayarakat. Penelitian ini akan menggunakan metode observasi, partisipasi, interview atau wawancara, dan dokumentasi. Uniknya, di desa yang terkenal akan perani kopi ini setiap acara merti bumi harus ada Pertunjukan Wayang Kulit selama 1 hari 1 malam,dan tarian Kuda Kepang Selama 2 malam tanpa jeda,yang di ramaikan oleh pemuda dan pemudi di desa Jombor kecamatan Jumo Kan Temanggung.

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun