Kamis, 27 Oktober 2022 - Mahasiswa UNNES GIAT Angkatan 3 Desa Padureso, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung terjun ke masyarakat dengan mengadakan edukasi pentingnya mencegah stunting dan memberikan gizi yang baik pada anak. Tema yang diangkat dalam sosialisasi ini adalah Bersama Padureso Cegah Stunting Sebelum Genting. Edukasi pencegahan stunting dan gizi pada anak ini merupakan salah satu dari program kerja UNNES GIAT Angkatan 3 dengan tujuan untuk memberikan informasi dan edukasi pada anak usia remaja mengenai pencegahan stunting. Kegiatan edukasi stunting dilakukan setelah posyandu remaja dilakukan dan kemudian memberikan obat penambah darah yang bertujuan untuk mencegah terjadinya darah rendah pada anak.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita hingga remaja akibat kekurangan gizi kronis sehingga menyebabkan anak bertubuh terlalu pendek sesuai usianya dan jenis kelaminnya. Hal ini terjadi pada saat bayi masih di dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir. Kondisi stunting baru terlihat setelah anak berusia 2 tahun. Stunting jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan pertumbuhan fisik terhambat, metabolisme tubuh terganggu, imun yang rendah, dan terganggunya perkembangan otak. Selain itu, stunting juga akan berdampak panjang, seperti rendahnya kemampuan kognitif, prestasi belajar anak, dan berisiko mengalami penyakit degenerative seperti penyakit diabetes dan penyakit kardiovaskuler.
Berdasarkan data balita stunting pada bulan September 2022 Desa Padureso, terdapat 2 balita yang mengalami stunting. Hal ini dikarenakan berat badan dan tinggi badan yang kurang, sehingga gizi balita tersebut kurang terpenuhi. Edukasi ini ditujukan kepada anak dan orang tuanya bersama kader posyandu karena kader posyandu sebagai sukarelawan yang dilibatkan Puskesmas dalam mengelola posyandu mempunyai tugas untuk menghimbau dan memantau kondisi ibu hamil dan orang tua anak terkait status gizi dan kesehatan. Dalam hal ini, kader Posyandu Desa Padureso mempunyai tugas untuk melaporkan kepada bidan desa dan merujuk pada Puskesmas Jumo agar mendapatkan penanganan selanjutnya.
Bidan Desa Padureso, Sulis, Am. Keb., sebagai narasumber telah memberikan penyuluhan melalui kegiatan edukasi ini yang dilaksanakan pada Kamis, 27 Oktober 2022 di Pondok Pesantern Al Falah Desa Padureso. Dalam pemaparannya, Ibu Sulis menjelaskan bahwa stunting sendiri dapat dicegah dengan memberikan asupan gizi seimbang ibu sejak masa prakonsepsi (pembuahan) hingga masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu saat bayi berusia 2 tahun. Langkah awal pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara mengedukasi remaja dan wanita usia subur untuk menjaga pola makan seimbang agar tidak mengalami anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK). Dimana wanita yang mengalami anemia dan KEK jika hamil akan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan pendeknya tubuh bayi. Jika tidak ditangani secara tepat bayi tersebut akan tumbuh menjadi anak stunting.
Anak berusia remaja dan kader posyandu Desa Padureso sebagai peserta edukasi sangat antusias mengikuti kegiatan penyuluhan dan sosialisasi pencegahan stunting dan gizi anak ini. Mengingat begitu pentingnya peran orang tua dan kader dalam mencegah atau menanggulangi terjadinya stunting di masyarakat khususnya anak-anak di Desa Padureso. Kegiatan ini berjalan didasarkan pada tagline program yaitu "Bersama UNNES GIAT, membangun Indonesia dari Desa."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H