Mohon tunggu...
Syafriansyah Viola
Syafriansyah Viola Mohon Tunggu... Pegawai Negeri Sipil -

suka baca fiksi dan sekali-sekali....menulis!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terimakasih, Bapak/Ibu Guru!

25 November 2015   12:17 Diperbarui: 25 November 2015   12:54 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Illustrasi gambar: Kompas.com)

Rabu pagi tadi, 25 November 2015. Suasana di sekolah riuh dan tak seperti biasanya. Ada apa gerangan? Rupanya, para guru akan mengadakan upacara serentak memperingati HUT PGRI ke 70 dan Hari Guru Nasional. Tak seperti pada upacara-upacara bendera biasanya. Kali ini sedikit agak berbeda.

Para guru memakai seragam korps PGRI berwarna hitam putih. Para petugas upacara ini pun melibatkan insan guru, mulai dari petugas pengibar bendera, petugas paduan suara, komandan upacara, petugas UUD ‘45 dan KOPRI, dll. Ini adalah hari spesial untuk Guru.

Upacara Hari Guru Nasional 2015 berjalan khidmat. Amanat upacara dipimpin langsung oleh kepala sekolah dengan membacakan teks pidato dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Anies Baswedan.
Saya sedikit termenung, mendengarkan bagian pada teks pidato ini.

“... hari ini, izinkan saya atas nama pemerintah menyampaikan apresiasi dan terimakasih atas semua pengabdian Ibu dan dan Bapak Guru. Tugas dan tanggung jawab Ibu dan Bapak Guru amat besar, namun izinkan saya menyampaikan bahwa tanggung jawab besar itu janganlah dipandang sebagai beban tapi sebagai kehormatan. Bapak dan Ibu Guru mendapat kehormatan untuk menumbuhkan generasi baru yang tercerdaskan.”

Lalu, dalam teks pidato itu juga Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayan, Pak Anies Baswedan, mengajak para Guru untuk menciptakan suasana sekolah sebagai sebuah tempat proses pembelajaran yang menyenangkan.

Mengutip seperti yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indoensia, bahwa ruang kelas mestilah seperti taman. Tempat yang menyenangkan sekaligus penuh tantangan. Bukan tempat yang penuh penderitaan atau hukuman.

Lebih lanjut lagi, dikatakan pula bahwa harapan itu bisa terwujud apabila Guru terus belajar, trus berkarya, dan trus mengembangkan diri. Sebuah motivasi ajakan yang memposisikan Guru sebagai sosok sang pembelajar seumur hidup. Long Life Education.

“....Guru hadir mengirimkan pesan harapan. Guru yang menjadi contoh tentang ketangguhan, optimisme dan keceriaan. Karena memang sejatinya para pendidik adalah sang pembelajar.”

Akhirnya, upacara ini ditutup dengan sebuah lagu Hymne Guru yang dibawakan oleh petugas paduan suara. Lagu yang sangat menggugah dan menyentuh hati dan jiwa para pendidik di negeri ini.

Hari ini pun tercatat menjadi saksi sebuah semangat positif menyala kembali terhadap warga sekolah dan dunia pendidikan. Motivasi, kesadaran baru, dan harapan dan mimpi baru untuk masa depan Indoensia yang lebih jaya. Terimakasih, Bapak/Ibu Guru yang sudah mendidik kami. Jasamu tiada tara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun