hari gini, masih bingung?
Tahun lalu, saya mengajar di kelas XII. Kelasnya anak-anak fase Dewasa Awal. Mereka juga sudah besar-besar dan mulai bersiap-siap mengambil tanggung jawab untuk memutuskan jalan hidupnya sendiri. Disela-sela penyampaian materi, yang bertumpuk-tumpuk dan banyak, saya selalu memasukan motivasi belajar. “Jangan lupakan motto Das Sein, Das Sollen ya?”
Apa itu “Des Sain dan Des Solen?”
Dalam dunia pendidikan modern, istilah Das Sein dan Das Sollen, bukanlah barang baru tapi barang antik. Tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan. Das Sein adalah “Apa yang benar-benar terjadi?” dan Das Sollen adalah “Apa yang harusnya diinginkan agar bisa terjadi/terwujud?”
Sederhananya, Das Sein adalah Kenyataaan. Das Sollen adalah Harapan. Jadi, Das Sein dan Das Sollen adalah Kenyataan dan Harapan. Harapannya begini, eh, kenyataannya begono.
Harapannya jadi pujangga, eh, ternyata narapidana. Kan repot. Ini kemana lagi ngomongnya, kok ngalor-ngindul. Nah, ini yang perlu diluruskan, biar gak begini-begono kayak yang di sono itu.
Kita kembali ke ruang kelas.
Mengapa Das Sein dan Das Sollen?
Inilah titik persoalannya. Saat seorang siswa baru lulus sekolah menengah (SMK/SMA), di depannya ada pilihan sulit: lanjut ke kuliah atau tidak. Bila dia memutuskan lanjut kuliah, maka persoalan berikutnya adalah: jurusan apa dan di mana?
Pada titik inilah, tombol Das Sein dan Das Sollen bisa diaktifkan. Begini cara kerjanya. Ambil kertas buram satu lembar. Sekarang, tuliskan jurusan kuliah yang kamu harapkan dan Universitas apa, lalu lingkari dengan lingkarang besar di sisi kanan.
Lihat Passing Grade (batas minimal kelulusan)-nya. Berapa nilai Pasingg Grade syarat kelulusannya di jurusan idaman kamu itu. Tulis, jangan bengong.