Boleh percaya, boleh tidak.
Leo Messi, bak serupa uang koin. Coba perhatikan uang koin, dan bolak balik kedua sisinya. Satu sisi bergambar kepala dan sisi lainnya bergambar ekor. Di sisi bergambar kepala, Messi adalah ikon Barcelona. Barcelona = Messi, Messi = Bercelona. Kita sebut saja, Messi ‘Barcelona’. Sosok inspirator, motivator, organisator, dan motor penggerak tim. Messi menjadi jargon kesuksesan Barcelona merebut treble winner, Juara Liga Champion, Juara Liga Spanyol dan Piala Raja musim 2014-2015. Kalo dihitung-hitung, pantaslah Barcelona menyandang predikat Sang Raja Eropa.
Jangan heran, Messi juga mengukir namanya sebagai runner up top skorer, mencetak 43 gol di La Liga. Selisih 5 gol dari 48 gol peraih topskorer alias seteru abadinya, Ronaldo. Total 10 gol di Liga Champion, dan Messi menyumbang 1 gol cantik ketika menekuk Juventus 1-3 di final Liga Champion 2015. Kecemerlangan Messi ini sungguh luar biasa. Sampai-sampai, ada pengamat bola menyebutnya sebagai pesepakbola yang berasal dari planet lain diluar orbit galaksi Bima sakti, bukan dari bumi.
Saya pikir, ada 2 hal kenapa Messi ‘Barcelona’ begitu bersinar dan cemerlang di Markas Camp Nou.
Pertama, ikatan emosional. Ada hal menarik yang saya temukan, Barcelona itu bukanlah sebuah klub sepakbola semata. Barcelona adalah sebuah keluarga besar. Keluarga yang hangat dan berlimpah emosional antar para pemain. Messi hadir sebagai salah satu anggota keluarga yang paling memikat dan cemerlang.
Ikatan emosional ini sudah terbangun dimulai ketika Messi menginjakkan kaki di Barcelona. Berlatih di usia dini dan Messi sudah bermain untuk klub Junior Barca. Debut pertama La Liga, pada usia 17 tahun. Larut dan menyatu dengan tim, Messi menjadi bagian integral tim seperti larutnya gula dalam segelas teh. Messi dan Barcelona adalah satu kesatuan. Dari sanalah Messi tumbuh dan berakar kuat.
Kedua, strategi tiki-taka. Kita lihat seperti apa itu pola tiki-taka. Prinsipnya adalah memainkan sepakbola sederhana, dimana kerjasama tim adalah kuncinya. Umpan bola pendek, dari kaki ke kaki. Bola mengalir deras di tanah secara kreatif dengan sangat cepat. Melibatkan banyak pemain yang selalu bergerak konsisten dan menguasai bola hampir di setiap sudut lapangan. Egoisme dan individualis tak diperbolehkan di sini.
Pola tiki taka mutlak menitik beratkan kerjasama anggota tim, baik bertahan maupun menyerang. Dengan pola tiki-taka inilah nama Messi ’Barcelona’ mekar dan harum semerbak mewangi cetar membahana mengguncang dunia. Inilah yang bisa menjelaskan kenapa Barcelona sangat bersemangat dan bertenaga, hingga mampu menguasai Eropa beberapa musim kompetisi.
Pada laga perdananya, di ‘Neraka’ Grup B, Argentina bertemu finalis Copa America 2011 Paraguay. Lebih dulu unggul 2-0, pasukan Gerardo Martino harus merelakan kemenangannya dirampas Paraguay dengan skor 2-2. Taktik yang dipakai Martino adalah 4-3-3. Dimana banyak terjadi pertarungan di udara dan umpan panjang ke ruang kosong. Ini merupakan antitesis (lawan/kebalikan) dari pola tiki taka. Ini kan bukan habitat seorang Lionel Messi.
Melawan Uruguay di laga ke-2. Laga ini laga berat, penuh kontak fisik dan bentrokan antar pemain di kedua kubu. Argentina memastikan poin penuh dengan gol tunggal Kun Aguero di menit ke 56. Walau Argentina menang, Messi seolah tak menyatu sepenuhnya dengan irama permainan tim. Cahaya terang kebintangannya agak meredup, naluri mencetak golnya juga tak seberingas di Barca. Ada Apa Dengan Messi (AADM)?