2. Lihat Celah Kosong dan berpikirlah kritis
Tak ada gading yang tak retak. Maka tak ada sesuatu pun yang diciptakan sempurna di bawah kolong langit ini. Hukum ini juga berlaku dalam dunia tulis menulis. Jadi pasti ada celah kosong yang bisa kita tulis untuk satu persoalan yang sama.
Usai kita memahami objek persoalan dalam tulisan. Langkah berikutnya adalah berpikir kritis. Apa yang sebenarnya terjadi pada objek persoalan yang ingin kita tulis itu. Bagaimana peristiwa itu terjadi dan keterkaitan antara satu fakta dengan fakta lainnya. Siapa, kapan, bagaimana dan mengapa bisa terjadi?
Contoh, Saya menyaksikan sebuah sebuah peristiwa kecelakaan di jalan raya. Sebuah mobil menabrak seperda motor. Apa yang dilihat dan dirasakan saya sebagai saksi mata, si pengendara mobil sebagai penabrak, dan si penggendara motor sebagai korban akan berbeda cara melihat dan menilai peristiwa ini. Nah, inilah yang di maksud dengan sudut pandang.Â
Singkat kata, Inilah persoalannya? Mau diapakan dan dibawa ke mana persoalan ini? Nah, disinilah pisau analisa mulai bermain dan naluri ketajaman seorang penulis dibuktikan....bagaimana penulis menempatkan dirinya pada objek persoalan itu...cekidot...
3. Susunlah Argumentasi yang Kuat
Sebuah tulisan yang ganteng dan gagah dibangun di atas pondasi tulang-tulang logika argumentasi yang kuat. Di dukung fakta-fakta yang kokoh dan menggigit. Di bumbui dengan untaian narasi yang lezat. Lalu dibungkus dengan logika sehat dan sederhana. Rapi nan terorganisir tak bisa dilepaskan dari ciri khas argumentasi yang kuat.
Usahakan coba meyakinkan pembaca secara logis dengan alasan-alasan yang kuat dalam menafsirkan objek persoalan atau pendapat dengan data dan fakta. Maka tulisan itu akan terlahir dengan sudut pandang yang baru dan segar. Sudut pandang mempengaruhi penyajian cerita dan juga alur cerita.
Sekian serba-serbi menulis dari saya. Selamat menulis.
Salam Hangat!
Â