Konferensi Pers yang digelar Presiden SBY tadi malam dengan wartawan datar-datar saja, tidak ada sesuatu yang baru kata Pengamat Spikologi Sosial Masyarakat Hamdi Muluk saat diwawancarai Grace natalie TV one.
Memang sebagai orang awam yg menyaksikan acara tersebut dapat menganalisa sendiri dan memutar balik memori ketika era Presiden Soeharto berkuasa dimana acara yg persis sama dibuat untuk menyampaikan sesuatu kepada rakyat dengan setting-an untuk menyenangkan hati Presiden. Hal tersebut tampak dari pertanyaan yang dilontarkan wartawan satu arah, kurang berani dan tanpa dapat di debat lagi.
Saya kecewa dengan wartawan yang hadir pada acara tersebut. Saya yakin wartawan yang hadir adalah wartawan yang telah terlebih dulu diundang oleh Staf Presiden melalui humasnya dan bisa jadi hanya wartawan yang biasa nge pos di kepresidenan.Sangat dapat dimengerti ketika seorang wartawan biasa nge pos di istana dan telah merasakan setidaknya fasilitas dan hubungan baik humas istana akan sungkan untuk menanyakan hal-hal yang lebih tajam .Dan lagi kesempatan kedua samasekali tidak diberikan.
Jadi apa arti pertemuan tadi malam selain Presiden mencoba formula baru untuk menyapa rakyatnya setelah berbagai survey menyatakan terjadinya penurunan tingkat kepercayaan Masyarakat terhadap Pemerintah setelah beberapa Kader Partai Demokratnya terbelit banyak masalah.
Rasanya tidak salah juga orang awam seperti saya menilai Konperensi Pers tadi malam tidak lebih dari upaya pencitraan gaya baru yang dilakukan Presiden setelah beberapa usaha pengalihan isu yang dilakukan Staf Khusus bidang Bencana Andi Arif mengenai temuan piramida di sejumlah gunung ditanggapi dingin oleh para ahli geologi. Paling tidak ada usaha dari Pak Presiden.
Salam menyambut pagi semua ):
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H