Jum'at Sore, setiap minggunya, anak-anak ini berlatih dibawah bimbingan guru dari Limbago Budi, tak jarang juga, Tuo Silek juga kerap hadir memberikan deskripsi nilai-nilai dalam setiap gerakan.
"Jadi yang kita ajarkan untuk pengenalan awal bukan hanya langkah, galuik maupun jurus namun juga deskripsi dan makna yang terkandung disetiap gerak silek," terang wakil perhimpunan tuo silek minang itu.
Cara ini, lebih mudah diterima oleh para pelajar, jadi mereka paham apa yang sebetulnya diajarakan dalam Silek. Tidak hanya seledar malangkah. Apalagi, dalam sentuhan agama, Silek cenderung lebih memiliki kekuatan dalam pengembangan karakter positif.
Para pelajar ini tidak dipungut biaya, hanya tinggal datang dan mengikuti latihan sesuai waktu yang sudah dijadwalkan. Bahkan, tak hanya pelajar sekolah ini yang ikut latihan, tapi juga sejumlah anak-anak yang ada disekitar lokasi sekolah.
Kedepan, Dt. Intan Sati memimpikan, silek menjadi salah satu Ekskul disetiap sekolah yang ada di Kabupaten Solok bahkan Sumatera Barat. Melalui Silek, karakter dan pribadi masyarakat Minang yang elok dan ramah kembali ditanamkan.
"Alhamdulillah, hari ini kita masih punya pihak yang peduli dengan tradisi minang, kita harap kedepan akan lahir sekolah-sekolah umum berbasis seni budaya di Kabupaten Solok," sebut Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Cupak, Dasril.
Jangan sampai generasi kita malah tidak tahu dengan tradisi sendiri. Tidak tahu dengan adat dan cenderung terjebak dalam gaya pergaulan jaman now yang notabenenya jauh dari nilai-nilai masyarakat minang nan beradat dan beragama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H