Seorang peneliti harus melakukan observasi atau wawancara untuk mengumpulkan sebuah data, sehingga data yang diperoleh benar-benar valid dan bisa dipertanggung jawabkan, tidak hanya di dalam sebuah penelitian, di dalam bimbingan dan konseling pun perlu adanya observasi atau mengumpulkan sebuah data.Â
Seorang guru bimbingan dan konseling harus pintar dalam memberikan solusi kepada seorang siswa yang melakukan konseling, sehingga dalam memberikan konseling, guru tersebut mampu menyesuaikan dengan kebutuhan , kondisi, dan masalah siswa tersebut.Â
Oleh karena itu guru BK sebelum melakukan konseling terlebih dahulu melakukan pengumpulan data berupa interview, test, maupun observasi. Pengumpulan data ini disebut assesmen.
Assesmen menurut AERA (American Educational Research Associaton) dan APA (American Pschyological Association) adalah suatu prosedur sistematis untuk mengumpulkan informasi yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang digunakan membuat inferensi atau keputusan mengenai karakteristik seseorang.
Pengumpulan data ini dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa, untuk kemudian bisa dijadikan patokan dalam memberikan konseling sehingga guru tersebut bisa memberikan solusi yang sesuai dengan siswa tersebut, tanpa melebar ke pembahasan yang lain.
Kegiatan assesemen ini bisa dilakukan untuk melihat keadaan siswa tersebut baik dilihat dari segi potensi yang dimiliki siswa maupun kelemahan yang ada pada siswa tersebut, sehingga guru BK tersebut mampu memberikan penilaian atau solusi terhadap masalah yang dihadapi siswa tersebut.
Adanya assesmen dalam bimbingan dan konseling dapat membantu guru BK untuk lebih cermat serta dapat memberikan solusi yang tepat sesuai fakta yang ada di lapangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H