Dalam upaya mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Candiwatu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang inovatif. Sub Kelompok TTG 4 memperkenalkan alat perangkap nyamuk otomatis berbasis Arduino dan sensor DHT11 sebagai solusi untuk menekan populasi nyamuk Aedes aegypti.Program yang berlangsung selama 12 hari, dari 12 hingga 23 Januari 2025, melibatkan Waroeng Ndeso Bucan sebagai mitra strategis. Dusun Sumberwatu, lokasi Waroeng Ndeso, dikenal memiliki risiko tinggi penyebaran DBD akibat kondisi lembap dan kebiasaan buruk dalam pengelolaan sampah.
"Alat perangkap nyamuk otomatis yang kami buat tidak hanya efektif tetapi juga ramah lingkungan dan ekonomis. Dengan memanfaatkan teknologi Arduino dan sensor DHT11, perangkat ini dirancang untuk mendeteksi suhu dan kelembapan udara, menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi nyamuk," ujar Syafni Nisa Amaliah, ketua tim KKN.
Program ini mencakup pemasangan alat perangkap nyamuk, sosialisasi bahaya DBD, pelatihan penggunaan alat, serta kampanye kebersihan lingkungan. "Kami berharap masyarakat dapat melanjutkan inisiatif ini untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman," tambah Syafni.
Waroeng Ndeso Bucan kini menjadi pusat edukasi sekaligus percontohan penggunaan teknologi ini. Hasil survei menunjukkan bahwa populasi nyamuk di sekitar warung telah menurun, meningkatkan kenyamanan pengunjung.
Kegiatan ini diakhiri dengan evaluasi dan dokumentasi berupa laporan, video, artikel ilmiah, dan poster edukasi. Langkah ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara mahasiswa, teknologi, dan masyarakat mampu memberikan dampak positif yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H