Sendang Made bisa disebut sebagai ikon Kecamatan Kudu, dinamakan Sendang Made karena letaknya sendiri yang berada di Desa Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang.Â
Bagi sebagian masyarakat Jombang mungkin tempat ini sudah tak asing lagi untuk didengar. Sendang Made kini sudah menjadi destinasi wisata budaya andalan yang berada di Kabupaten Jombang. Lokasinya yang berada di lereng Gunung Pucangan di wilayah ujung utara Jombang tidak membuat Sendang Made sepi pengunjung karena tempatnya yang asri dan sejuk, setiap hari banyak pengunjung yang datang, terlebih ketika hari libur.
Setiap hari libur banyak pengunjung yang datang bersama keluarga untuk sekedar menikmati kesejukan dan kumpul bersama keluarga. Sendang Made masih terawat dengan baik, terdapat beberapa pohon besar di sana yang berusia puluhan hingga ratusan tahun yang masih berdiri kokoh.Â
Kolam atau sendang yang ada juga masih alami, selalu terisi air dan ikan walaupun musim kemarau sehingga terasa sejuk. Terdapat juga pendopo yang dapat digunakan untuk berkumpul dan istirahat.
Sendang Made menjadi sejarah lokal yang masih dilestarikan oleh penduduk sekitar. Sejarah lokal berarti sejarah dari suatu tempat atau suatu lokalitas yang batasannya ditentukan oleh perjanjian tertentu yang diajukan oleh penulis atau peneliti sejarah, batasan geografisnya dapat menjadi suatu tempat tinggal sebuah suku atau bangsa yang sekarang bisa jadi telah mencakup dua atau tiga daerah administratif kota atau provinsi malahan juga dapat pula menjadi suatu desa.Â
Sejarah lokal sederhananya dapat dirumuskan pula sebagai kisah masa lampau dari sebuah kelompok atau kelompok-kelompok masyarakat di mana terletak pada wilayah geografis yang terbatas (Abdullah, 2010:15). Sejarah Lokal juga bisa isa diartikan kumpulan peristiwa yang terjadi pada lokasi yang kecil, desa atau kota kecil pada umumnya, tidak menarik perhatian karena tidak mempunyai dampak luas.
Sendang Made merupakan sebuah kisah sejarah sendang yang dipercaya oleh masyarakat Desa Made sebagai tempat pelarian Prabu Airlangga bersama istri dan dayang-dayangnya beserta prajuritnya dari serangan kerajaan Wora-wari dan Kerajaan Sriwijaya.Â
Menurut juru kunci Sendang Made, Sendang Made adalah sebuah sendang atau kolam yang dipercaya sebagai tempat pelarian Raden Airlangga bersama prajurit beserta dayang-dayangnya, juru kunci tersebut menceritakan tentang pernikahan seorang putra raja dari Kerajaan Udayana dengan putri dari Kerajaan Darmawangsa. Upacara pernikahan yang digelar dengan megah dan besar-besaran itu tiba-tiba mendapat serangan dadakan dari kerjaan Wora- wari dan Sriwijaya.
Kerajaan Dharmawangsa dibakar habis namun kedua mempelai pengantin bersama dayang-dayang dan prajuritnya berhasil diselamatkan oleh patih yang bernama Narutama.Â
Mereka dilarikan menuju ke timur melewati Gunung Klotok, Gunung Maskumambang, Gunung Wilis, Gunung Tunggorono dan akhirnya sampai di Gunung Pucangan dan menetap disana selama 3 tahun. Selama 3 tahun di gunung Pucangan Airlangga menyamar menjadi seorang pengamen dan membuat sendang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Â
Di tempat tersebut Prabu Airlangga membuat 7 Sendang yaitu Sendang Condong, Sendang Pomben, Sendang Pengilon, Sendang Drajat, Sendang Payung, Sendang Kamulyan, Sendang Gede. Semenjak itu masyarakat menyebut 7 Sendang tersebut dengan Sendang Made sesuai dengan Desa letak ketujuh Sendang tersebut.