Pendahuluan
Kota Bekasi merupakan salah satu wilayah yang mengalami perkembangan pesat akibat urbanisasi dan perluasan wilayah metropolitan Jabodetabek. Pertumbuhan ekonomi yang pesat, peningkatan jumlah penduduk, serta ekspansi infrastruktur menjadikan Bekasi sebagai salah satu daerah perkotaan yang dinamis di Indonesia. Namun, perkembangan ini juga menimbulkan sejumlah tantangan, termasuk masalah tata ruang, manajemen lingkungan, dan risiko bencana. Dalam konteks ini, citra satelit menyediakan alat yang andal untuk memantau perubahan yang terjadi di permukaan bumi secara berkelanjutan.
Citra satelit digunakan secara luas dalam analisis geografis, termasuk pemantauan perubahan lahan, deteksi perubahan tutupan lahan, dan perencanaan tata ruang. Kota Bekasi, dengan perubahan pesat pada struktur lahannya, memerlukan pendekatan berbasis teknologi seperti penginderaan jauh untuk memahami dinamika perkotaan yang terjadi. Artikel ini mengeksplorasi peran citra satelit dalam memberikan wawasan terhadap perkembangan perkotaan di Bekasi, serta bagaimana hasil analisis tersebut dapat digunakan untuk mendukung perencanaan pembangunan kota yang lebih baik.
Metodologi
Untuk menganalisis perkembangan perkotaan di Bekasi, digunakan data citra satelit multi-temporal dari berbagai sumber, seperti Landsat dan Sentinel. Data ini dianalisis menggunakan teknik penginderaan jauh yang melibatkan:
1.Klasifikasi Tutupan Lahan: Pengelompokan jenis penggunaan lahan seperti perumahan, industri, hutan, dan lahan terbuka.
2.Indeks Vegetasi: Penggunaan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) untuk mengukur perubahan tutupan vegetasi dari waktu ke waktu.
3.Deteksi Perubahan: Analisis perbandingan citra satelit dari berbagai periode untuk mendeteksi perubahan signifikan dalam penggunaan lahan, terutama alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan perumahan dan industri.
Studi Kasus Kota Bekasi
Kota Bekasi dipilih sebagai lokasi studi karena tingginya tingkat urbanisasi dan transformasi lahan yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir. Citra satelit digunakan untuk memantau perubahan penggunaan lahan di beberapa wilayah strategis, termasuk perbatasan dengan Jakarta, kawasan industri, dan daerah yang rawan banjir.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan analisis citra satelit, beberapa temuan utama terkait perkembangan Kota Bekasi antara lain:
1.Perubahan Tata Guna Lahan: Citra satelit menunjukkan bahwa sebagian besar lahan pertanian di Bekasi telah beralih fungsi menjadi kawasan perumahan dan industri. Ekspansi perumahan terutama terjadi di bagian selatan dan timur kota, sementara kawasan industri berkembang pesat di utara dan barat.
2.Penurunan Tutupan Vegetasi: Hasil NDVI menunjukkan penurunan signifikan dalam tutupan vegetasi di Bekasi dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh alih fungsi lahan yang luas untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur dan permukiman, yang berkontribusi pada penurunan kualitas lingkungan.
3.Kerawanan Banjir: Bekasi merupakan salah satu wilayah yang sering mengalami banjir. Berdasarkan citra satelit, dapat diamati bahwa pembangunan di daerah resapan air telah memperparah risiko banjir. Citra radar yang digunakan dalam analisis ini mengungkap perubahan pola aliran sungai dan daerah tangkapan air yang semakin berkurang.
4.Urban Heat Island: Peningkatan jumlah bangunan beton dan pengurangan vegetasi menyebabkan fenomena “urban heat island”, di mana suhu di area perkotaan Bekasi lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya. Pengamatan dari citra termal menunjukkan perbedaan suhu yang signifikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan.