Sukabumi. 21 Maret 2021. SD Negeri Leuwiorok, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi menciptakan jaminan pendidikan yang bermutu bagi para siswa dimasa pandemi. Perencanaan ini sudah menjadi fokus utama bagi para guru sejak awal pembelajaran dilaksanakan secara daring. Guru kelas Enam SD Negeri Leuwiorok Rochmanti mengatakan, pihaknya akan selalu meningkatkan dalam segi pembelajaran dan pendampingan. Selain itu, pengoptimalan kualitas pendidikan, sarana dan prasarana akan diupayakan walaupun secara daring.Â
"Kami sudah melakukan upaya agar siswa bisa dengan nyaman belajar di rumah dan memahami materi yang dipelajari," ungkap Rochmanti, 12 Mare 2021. Pihak sekolah selalu melakukan inovasi untuk praktik belajar. Seperti menciptakan video-video pembelajaran yang menarik dan edukatif., walaupun ada siswa yang tidak mengerti cara mengoperasikan video. Namun, para guru akan memberikan bimbingan bagi siswa agar dapat memudahkan proses belajar siswa.Â
Selain pemberian materi secara teori guru juga memberikan tugas atau pembelajaran praktik kegiatan bagi siswa. Salah satu contohnya kegiatan praktik inovasi yaitu tugas membuat prakarya dari bahan-bahan bekas. Praktik pemanfaatan barang bekas bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan rasa peduli siswa terhadap lingkungan. Hasil daur ulang dapat dijadikan sebuah karya seperti patung dari koran bekas, tas bungkus kopi, dan sebagainya. Selain itu bisa juga bercocok tanam dengan menanam sayuran seperti tomat dan cabai dirumah masing-masing.
Tugas praktik ini tidak selalu diberikan setiap hari karena diselingi dengan penjelasan materi, pemberian contoh, dan tanya jawab. Diharapkan skenario pembelajaran dapat bermanfaat dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun, dari tujuan-tujuan pembelajaran tersebut, pendidikan karakter adalah yang paling utama. Tercapainya tujuan-tujuan ini sebagai rasa tanggung jawab guru terhadap siswa.
Kendala-kendala yang dialami siswa selama daring seperti akses internet, tidak memiliki teknologi, dan tidak mengerti cara mengoperasikan media. Hal-hal tersebut dikeluhkan siswa, namun pihak sekolah dapat mengatasi masalah tersebut. Bagi siswa yang tidak memiliki akses internet, guru senantiasa tidak akan memaksa siswa untuk dapat mengakses internet. Siswa dapat langsung berkonsultasi kepada guru masing-masing. Konsultasi ini dapat dilakukan melalui WhatsApp ataupun telepon seluler.
Upaya lain dilakukan untuk memberikan pendampingan yang baik bagi siswa selama belajar daring. Para orangtua siswa juga disarankan untuk melakukan komunikasi aktif dengan pihak sekolah. Apabila siswa memiliki kendala dalam pemahaman materi, belajar, dan teknis. Rochmanti sendiri akan menyanggupi jika orang tua dan siswa ingin berkonsulasi. "Bagi murid yang memiliki kendala bisa langsung telepon saya, atau orang tuanya telepon saya tidak apa-apa. Karena saya akan dengan senang hati membantu," ujar Rochmanti guru kelas Enam SD Negeri Leuwiorok.
Pihak sekolah juga mengatakan bahwa akan selalu menjalankan komunikasi dengan baik bersama orang tua siswa dan siswa. Selain itu guru berharap, walaupun dalam situasi yang seperti ini, siswa dan orang tua dapat bekerjasama dengan baik bersama guru SD Negeri Leuwiorok dalam mendampingi kegiatan belajar. Semua ini diupayakan agar sistem belajar daring berjalan dengan efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H