Nuansa pedesaan yang erat kaitannya dengan masyarakat petani dan peternak bukanlah hal yang baru lagi. Begitupun juga dengan salah satu Desa di Kecamatan Wajak yaitu Desa Bringin. Desa Bringin memiliki tiga dusun yaitu Dusun Boros, Dusun Garotan, Dusun Bringin. Mayoritas masyarakat Desa Bringin adalah sebagai petani dan peternak. Hal tersebut dapat diketahui melalui terbentang luasnya persawahan serta tanaman pertanian lainnya dan hewan ternak yang hampir dimiliki oleh semua warga Desa Bringin.ย
Pertanian dan peternakan sendiri memiliki kaitan yang erat apabila dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu, melalui potensi yang dimiliki oleh masyarakat Desa Bringin, Mahasiswa KKN UM Desa Bringin tahun 2021, menjadikan keterkaitan antara pertanian dan peternakan tersebut menjadi lebih terlihat. Hal tersebut dibuktikan dengan pengadaan program "Pengolahan Kotoran Kambing Menjadi Pupuk Organik". Kotoran hewan ternak sendiri diketahui mengandung Nitrogen, Fosfor, dan Kalium yang diketahui bisa membantu meningkatkan kualitas tanaman pertanian.ย
Selain itu, pupuk organik juga sangat baik untuk tanaman karena tidak mengandung unsur kimia didalamnya. Termasuk kotoran kambing itu sendiri. Dengan demikian, atas kesepakatan bersama mengenai pelaksanaan program kerja pengolahan kotoran kambing menjadi pupuk organik, maka langsung dilanjutkan dengan mengeksekusi bahan.ย
Bahan utama dalam pembuatan pupuk organik ini tentu adalah kotoran kambing itu sendiri. Bisa ditambahkan dengan bahan lain, namun disini kami hanya memanfaatkan kotoran kambing murni sehingga tidak menggunakan bahan tambahan lain.
Dalam pengolahannya sendiri, tentu harus menyiapkan bahan-bahan atau perlengkapan yang dibutuhkan untuk membuat pupuk terlebih dahulu. ย Bahan-bahan tersebut antara lain: Terpal sebagai media penyimpan pupuk, karung sebagai media fermentasi pupuk organik, kemudian EM4, gula merah, dan air yang akan dijadikan sebagai campuran untuk fermentasi pupuk.ย
Untuk perbandingan bahan-bahan tersebut antara kotoran kambing, EM4, gula merah, dan air disini kami menggunakan perbandingan 1:1. Adapun tahapan pembuatannya yaitu; ย yang pertama, ambilkan kotoran kambing terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan dan disarankan untuk menggunakan kotoran kambing yang sudah kering agar memudahkan proses fermentasi. Letakkan kotoran kambing pada tempat yang sudah disediakan yaitu pada terpal. Kemudian bersihkan kotoran kambing dari rumput maupun pasir yang tercampur dengan kotoran kambing agar menghasilkan kotoran kambing murni.ย
Lalu ratakan kotoran kambing yang sudah dibersihkan agar memudahkan proses penyiraman cairan EM4. Setelah diratakan, semprotkan cairan EM4 yang sudah dicampurkan dengan gula merah dan air dengan perbandingan 1:1.ย
Dilanjutkan dengan penyiraman secara merata pada kotoran kambing sampai menghasilkan tekstur yang lembab yaitu tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah dan pasa saat digenggam akan cepat hancur.ย
Setelah mencapai tekstur yang diharapkan, maka pindahkan kotoran kambing tersebut pada karung yang sudah disediakan. Kemudian dilanjutkan dengan tahap akhir yaitu fermentasi. Selama tahap fermentasi, pupuk akan disimpan di tempat teduh yang tidak terkena sinar matahari agar dapat mempercepat proses pertumbuhan mikroba yang baik bagi tanaman.ย
Setelah itu diamkan pupuk dengan waktu maksimal 14 hari sampai kotoran kambing tersebut benar-benar kering dan tidak berbau sehingga siap untuk digiling. Setelah sudah mencapai tekstur yang diinginkan, pupuk organik yang sudah difermentasi siap untuk diberikan pada karang taruna selaku penyalur terkait proses pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing dan akan dilanjutkan dengan proses penggilingan pupuk, sehingga siap untuk digunakan. Harapannya, semoga pengolahan pupuk organik dari kotoran kambing ini bisa terus berjalan dan semakin berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H