Mohon tunggu...
Syafira Alina
Syafira Alina Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis Adalah Karya Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Prabowo Subianto dan Inspirasi Sikap 'Gentleman' I Gusti Ngurah Rai

8 Desember 2023   10:37 Diperbarui: 8 Desember 2023   10:49 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: SIN PO.id

Brigadir Jendral Anumerta I Gusti Ngurah Rai adalah seorang tokoh pahlawan nasional yang rela gugur ketimbang harus menyerah kepada musuh. Dengan gagah berani tanpa ada rasa takut sedikitpun, dirinya memimpin secara langsung perlawanan bersenjata anti-Belanda di Bali dalam perang kemerdekaan Indonesia yang bernama Perang Pupusan.

Sikap kepemimpinan yang dicontohkan dari seorang Anumerta I Gusti Ngurah Rai, menurut Prabowo, adalah sikap seorang pemimpin yang berteladan baik. Tanpa rasa takut dan gentar, dirinya memimpin rakyat melawan Belanda dan membuktikan dirinya seorang patriotis yang rela berkorban baik Jiwa dan raga demi kemerdekaan Indonesia.

Hal ini tentunya menjadi teladan kepada generasi penerus TNI selanjutnya, tak terkecuali seorang Prabowo Subianto yang notabene masih menjadi bagian dari keluarga besar TNI. Agar menjadi pemimpin yang baik, berani menghadapi musuhnya dari depan layaknya seorang gentleman, dan sikap patriotis yang rela berkorban demi kepentingan negara, maka perlu kiranya kita kembali menggali nilai-nilai yang dicontohkan oleh I Gust Ngurah Rai.

Keteguhan Sikap

Anumerta I Gusti Gurah Rai merupakan pendiri sekaligus panglima pertama satuan angkatan bersenjata Republik Indonesia  di kepulauan Sunda Kecil (Sekarang: Bali dan Nusa Tenggara). Ia gugur pada bulan November 1946 dalam pertempuran melawan pasukan Belanda yang ingin merebut kemerdekaan Indonesia di dekat Desa Marga, di Bali Tengah.

setelah Proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Anumerta I Gusti Ngurah Rai, berinisiatif sendiri menghadap Jendral Sudirman agar diberikan mandat untuk membentuk pasukan Tentara Republik Indonesia (sekarang TNI) di Sunda Kecil untuk melakukan serangan-serangan terhadap pos-pos Belanda yang datang kembali dalam rangka ingin menjajah kembali Indonesia.

Walaupun ada peringatan dari pihak Belanda untuk menyerah saja kepada Belanda, dengan jaminan nyawa Anumerta dan pasukannya diampuni. Namun peringatan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Anumerta dan secara terang-terangan mengirim surat pernyataan kepada pihak Belanda agar segera pergi dari tanah Bali.

Hingga pada tanggal 19 November 1946 di Desa Margarana Bali. Melalui perang puputan (perang habis-habisan) Anumerta memimpin pasukannya untuk bertempur secara sengit melawan pihak Belanda. Anumerta terus menerus mengejar dan berusaha mengepung Belanda selama beberapa hari dalam pertempuran tersebut.

Walaupun dewi fortuna sudah terlihat berada di pihak Belanda yang dibarengi dengan persenjataan lengkap dan bahkan sampai didukung oleh pesawat udara pembom taktis, namun Anumerta  dan pasukannya tetap melakukan perlawanan hingga titik darah penghabisan.

Sikap berani yang dicontohkan oleh Anumerta I Gusti Ngurah Rai beserta pasukannyalah yang memberikan warisan yang tak ternilai kepada generasi penerus TNI sekarang. Kepemimpinan yang patriotis, rela berkorban jiwa maupun raga demi Indonesia, serta memimpin dari depan layaknya seorang Gentleman adalah warisan yang tak ternilai harganya.

Hal demikianlah yang dibanggakan oleh Prabowo Subianto selaku seorang mantan Prajurit Militer. Contoh kepemimpinan seorang Anumerta adalah pelajaran yang tak ternilai harganya untuk keberlangsungan kepemimpinan seorang TNI ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun