Stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang terbatas pada anak di Indonesia masih menjadi isu krusial yang setiap tahun pemerintah coba atasi dengan berbagai intervensi dalam menekan atau mengurangi angka prevalensi stunting tersebut. Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) pada tahun 2020, prevalensi anak penderita stunting usia di bawah lima tahun (balita) Indonesia merupakan yang tertinggi kedua di Asia Tenggara, yaitu sebesar 31,8%. Tingginya angka persentase stunting di Indonesia dapat menimbulkan berbagai dampak negatif serta kerugian yang besar bagi negara. Seperti, peningkatan cacat dan angka kematian bayi, penurunan kinerja dan perkembangan kognitif, peningkatan resiko infeksi, perkembangan psikomotor yang buruk, dan keterlambatan perkembangan anak. Selain itu, dalam jangka panjang stunting dapat memberikan efek domino, seperti menurunkan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan yang layak, serta dapat meningkatkan resiko berbagai macam penyakit tidak menular. Untuk menghindari berbagai resiko dan dampak yang ditimbulkan tersebut, pemerintah mencoba membuat program makan siang gratis sebagai strategi intervensi stunting.
Analisis Program Makan Siang Gratis:
Program makan siang gratis merupakan program yang diusung oleh paslon 02, yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terkait pemberian makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil. Program ini memiliki tujuan untuk mengentaskan masalah stunting secara langsung dan massal oleh pemerintah sehingga tercapainya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kualitas hidup yang baik. Sasaran dari program makan siang gratis adalah siswa sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan pesantren. Sedangkan bantuan gizi diberikan kepada ibu hamil dan anak balita di seluruh Indonesia. Program makan siang gratis ditargetkan dapat menjangkau lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100% pada tahun 2029.
Mekanisme pemberian makan siang gratis dilakukan secara bersama-sama antara sekolah dengan ahli gizi dan produsen makanan dalam merancang menu makan siang yang sehat dan menarik. Menu makan siang yang diberikan pada anak-anak terdiri dari karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran, serta buah-buahan dengan total harga setiap menu sebesar Rp. 15.000. Sekolah bebas menyediakan beberapa macam menu asalkan sesuai dengan standar gizi dan budget yang sudah ditentukan. Pada saat makan siang anak-anak dapat pergi ke kantin dan memilih menu makan siang yang mereka inginkan.
Program makan siang gratis tentunya juga memiliki berbagai macam manfaat seperti, pemberian kesempatan yang sama oleh  sekolah pada semua anak untuk mendapatkan akses ke makanan bergizi terlepas dari latar belakang keluarga mereka, meningkatkan kinerja akademik anak-anak, meningkatkan kesadaran anak-anak akan gaya hidup yang lebih sehat, mengurangi beban pengeluaran keluarga, menciptakan lapangan pekerjaan dan masih banyak lagi.
Selain memberikan manfaat, program yang digalang-galangkan dapat mencegah stunting ini juga mengundang banyak pro kontra menarik dari masyarakat indonesia. Masyarakat yang pro dengan program ini menilai bahwa program makan siang gratis  memang dapat memberantas dan mengurangi stunting. Sedangkan, masyarakat yang kontra beranggapan bahwa pencegahan stunting seharusnya dilakukan sejak bayi berada di dalam kandungan. Tidak hanya itu, kendala-kendala yang yang dialami oleh program makan siang gratis juga turut menjadi alasan masyarakat kontra dengan program ini, kendala tersebut antara lain:
Pembiayaan
Anggaran program makan siang gratis yang terlalu besar, yakni senilai 30 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 450 triliun. Biaya ini sudah termasuk pengadaan bahan makanan, pengolahan makanan, distribusi makanan, dan infrastruktur pendukung. Bagi negara berkembang dengan anggaran terbatas seperti Indonesia, biaya program ini dapat menjadi beban anggaran pemerintah. Oleh karena itu, mencari sumber pendanaan yang berkelanjutan dan stabil untuk program ini merupakan tantangan besar.
Logistik Distribusi
Mendistribusikan bahan makanan secara merata dan tepat waktu kepada semua penerima di berbagai wilayah, terutama di daerah terpencil, merupakan tantangan logistik yang kompleks. Pendistribusian dilakukan dengan memastikan kualitas dan keamanan bahan makanan terjaga, sehingga nilai gizi yang ada pada bahan makanan tersebut tidak rusak maupun berkurang. Untuk itu, dibutuhkan adanya sistem logistik yang efisien dan efektif untuk memastikan program berjalan dengan lancar.
Manajemen Limbah