Mohon tunggu...
syafira nuralfionisa
syafira nuralfionisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiwa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesehatan Mental di Era Modern dalam Perspektif Hadist

7 Desember 2024   20:33 Diperbarui: 7 Desember 2024   20:45 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesehatan mental telah menjadi isu global yang semakin mendesak. Di era modern ini, dengan ritme kehidupan yang cepat, tekanan yang tinggi, dan paparan informasi yang terus-menerus, banyak individu mengalami berbagai gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan stres.

Apa itu Kesehatan Mental?

Kesehatan mental adalah keadaan di mana seseorang mampu menyadari potensi dirinya, mengatasi tekanan hidup sehari-hari, bekerja produktif, dan berkontribusi pada komunitasnya. Kesehatan mental yang baik memungkinkan seseorang untuk menjalani kehidupan yang seimbang dan bahagia.

  • Beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan mental di era modern antara lain:
  1. Gaya hidup tidak sehat: Pola makan yang buruk, kurang tidur, dan kurangnya aktivitas fisik dapat memengaruhi kesehatan mental.
  2. Penggunaan gadget berlebihan: Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan isolasi sosial, FOMO (fear of missing out), dan gangguan tidur.
  3. Genetika: Riwayat keluarga dengan gangguan mental dapat meningkatkan risiko seseorang mengalaminya.
  4. Tekanan kehidupan: Pekerjaan yang menuntut, tuntutan sosial, dan masalah keuangan dapat memicu stres kronis
  • Dampak dari Masalah Kesehatan Mental:

Masalah kesehatan mental dapat memiliki dampak yang serius pada kehidupan seseorang, termasuk:

  1. Penyalahgunaan zat: Menggunakan alkohol atau narkoba untuk mengatasi masalah.
  2. Penurunan produktivitas: Sulit berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas.
  3. Gangguan hubungan sosial: Kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
  4. Perilaku merusak diri: Mencederai diri sendiri atau memiliki pikiran untuk bunuh diri
  1. Kelola Stres: Lakukan relaksasi seperti meditasi atau olahraga.
  2. Tidur dan Makan Sehat: Pola hidup sehat membantu menjaga keseimbangan emosi.
  3. Berinteraksi dengan Orang Lain: Bicara dengan teman atau keluarga bisa mengurangi beban.
  4. Batasi Media Sosial: Hindari terlalu banyak membandingkan diri dengan orang lain.
  5. Cari Bantuan Profesional: Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
  • Hadist Tentang Kesehatan Mental:

Dalam perspektif hadis memberikan banyak panduan tentang cara menjaga kesehatan mental yang sejalan dengan nilai-nilai spiritual Islam, diantaranya sebagai berikut:

1. Hadis tentang Hati yang Baik

 عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

Artinya:
"Ketahuilah, bahwa dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya; dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, itu adalah hati." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menekankan pentingnya menjaga kesehatan hati dan pikiran sebagai bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan. Kesehatan mental yang baik berkontribusi pada kesejahteraan fisik dan emosional seseorang. Hati yang baik melahirkan pikiran positif dan kesehatan mental yang stabil.

2. Hadis tentang Dzikir sebagai Penenang

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Artinya:
"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28)

Dzikir kepada Allah adalah salah satu terapi spiritual yang sangat efektif. Dalam konteks modern, dzikir dapat disamakan dengan praktik mindfulness atau meditasi, yang terbukti menurunkan stres, meningkatkan fokus, dan menciptakan rasa damai. Mengingat Allah melalui doa, membaca Al-Qur'an, atau tasbih membantu mengalihkan perhatian dari kekhawatiran duniawi dan mendekatkan seseorang kepada-Nya.

3. Hadis tentang Doa Menghilangkan Kecemasan

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَغَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

Artinya:
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan kikir, serta dari tekanan utang dan dominasi manusia." (HR. Abu Dawud)

Doa ini mencakup berbagai aspek kesehatan mental, seperti kecemasan dan kesedihan yang merupakan dua emosi utama pengganggu keseimbangan jiwa, kelemahan dan kemalasan yang dapat menghambat produktivitas, serta utang dan dominasi manusia yang menjadi penyebab utama stres dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Dengan membaca doa ini, seorang Muslim menginternalisasi sikap positif sekaligus memohon perlindungan kepada Allah dari faktor-faktor yang dapat merusak kesehatan mental.

4. Hadis tentang Mengendalikan Kemarahan

لَا تَغْضَبْ

Artinya:
"Jangan marah." (HR. Bukhari)

Mengontrol emosi seperti kemarahan adalah salah satu kunci kesehatan mental.

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ

Artinya:
"Jika salah seorang di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya belum hilang, maka berbaringlah." (HR. Abu Dawud)

Kemarahan adalah salah satu emosi yang dapat merusak kesehatan mental jika tidak dikelola dengan baik. Rasulullah memberikan panduan praktis untuk meredakan amarah, yaitu mengubah posisi fisik untuk menenangkan diri. Hal ini mirip dengan teknik modern dalam terapi perilaku kognitif yang menyarankan perubahan situasi untuk mengurangi intensitas emosi negatif.

5. Hadis tentang Berserah Diri (Tawakal)

مَنْ جَعَلَ الْهُمُومَ هَمًّا وَاحِدًا، هَمَّ آخِرَتِهِ، كَفَاهُ اللَّهُ هَمَّ دُنْيَاهُ، وَمَنْ تَشَعَّبَتْ بِهِ الْهُمُومُ فِي أَحْوَالِ الدُّنْيَا لَمْ يُبَالِ اللَّهُ فِي أَيِّ أَوْدِيَتِهَا هَلَكَ

Artinya:
"Barang siapa menjadikan satu-satunya kekhawatiran adalah urusan akhiratnya, maka Allah akan mencukupi urusan dunianya. Namun, barang siapa yang pikirannya tercerai-berai oleh berbagai urusan dunia, maka Allah tidak peduli di lembah mana dia binasa." (HR.Ibnu Majah)

Hadis ini mengajarkan pentingnya tawakal, yaitu berserah diri kepada Allah setelah berusaha. Dalam perspektif kesehatan mental, tawakal membantu seseorang menerima kenyataan dan melepaskan kekhawatiran berlebihan tentang hal-hal yang berada di luar kendalinya. Sikap ini dapat mengurangi stres kronis dan memberikan ketenangan batin. 

  • Mengatasi Stigma Kesehatan Mental

Krisis kesehatan mental sering kali diperburuk oleh stigma yang melekat pada individu yang mengalami masalah tersebut. Banyak orang merasa malu untuk mencari bantuan karena takut dianggap lemah atau tidak berdaya. Dalam hal ini, hadis Nabi SAW mengingatkan kita tentang pentingnya empati dan pengertian:

"Barangsiapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya." (HR. Bukhari)

Penting bagi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung di mana individu merasa aman untuk berbicara tentang masalah kesehatan mental mereka tanpa takut dihakimi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun