Mohon tunggu...
Syafiq Muhammad
Syafiq Muhammad Mohon Tunggu... lainnya -

Mencoba kembali menjadi Manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selamat Jalan Tuan Presiden*

22 Oktober 2014   03:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:11 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

jalanmu bakal terjal

duka, jangan sampai kekal

ketika kapak tak lagi masak

dan buah pepaya busuk

dalam pelukan memaknya

.

kau gembol sekarung beras

dengan tali pita merah

sampaikanlah sesuap-sesuap

dalam tungku nanak

mulut-mulut beranak pinak

.

apakah beban dipundak?

bukankah di jejak-jejak?

orang lupa—barangkali sengaja—

mengutuk pundak

tapi jejak, terus dikuntit mata-mata

yang dengan moncongnya

siap menembak

mati ditempat

.

jejak yang ditinggalkan si bongsor

mukim di di ruang tamu berjuta kepala manusia

kadang meledak

kadang membeku

.

setumbuk batu hitam

serbuk latu perempuan

diseret-seret dalam karung

dikalungkan di leher pitung

.

tak usah terlalu mengumbar senyum

mulut-mulut dewasa kini bau nanah

tiap detik meliurkan kebohongan

__

*diambil dari judul buku tulisan Gabriel
Garcia Marquez  “Bon Voyage Mr. President and Other Stories”, 1995

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun