Mohon tunggu...
Syafiqoh Fitri
Syafiqoh Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Meminum Kopi (Gahwah) di Arab

10 Juni 2024   14:30 Diperbarui: 10 Juni 2024   20:45 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: pinterest.com/aslamkashif99/

Tradisi merupakan kegaiatan atau perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama. Kebiasaan yang diulang-ulang ini dilakukan secara terus menerus karena dinilai bermanfaat bagi sekelompok orang, sehingga sekelompok orang tersebut melestarikannya. Kata "Tradisi" diambil dari bahasa latin ''Tradere'' yang bermakna mentransmisikan dari satu tangan ke tangan lain untuk dilestarikan. Tradisi secara umum dikenal sebagai suatu bentuk kebiasaan yang memiliki rangkaian peristiwa sejarah kuno. Setiap tradisi dikembangkan untuk beberapa tujuan, seperti tujuan politis atau tujuan budaya dalam beberapa masa.

Salah satu tradisi di Arab maupun Timur Tengah adalah meminum kopi. Kopi adalah salah satu minuman tertua yang pernah dikenal di Timur Tengah dan sangat populer di kalangan suku Badui. Minum kopi dikaitkan dengan sosialisasi dan percakapan serta merupakan bagian integral dari budaya dan tradisi wilayah ini. Menyajikan kopi Arab adalah bagian penting dari keramahtamahan. Dalam masyarakat Arab, tradisi meminum kopi sudah ada sejak berabad-abad lalu, hal ini dianggap sebagai tindakan seremonial kemurahan hati dan keramahtamahan. Meminum kopi Arab diklasifikasikan dalam praktik sosial, ritual, acara perayaan dan juga terkait dengan kerajinan tradisional karena terdapat serangkaian alat penghias kopi seperti teko kopi, cangkir kopi, dan alat penyiapan kopi. Kopi arab juga mempunyai kaitan dengan seni pertunjukan karena proses penggilingan kopi seringkali diiringi dengan nyanyian.

Kopi arab terbuat dari kopi yang biasanya berasal dari Yaman secara tradisional seluruh proses pembuatan kopi dilakukan di depan para tamu oleh pembuat kopi atau Maga. Biji kopi dipanggang sebentar dalam panci logam dangkal yang diletakkan di atas api dan diaduk hingga berubah warna kemudian digiling dalam penggiling batu yang juga memiliki lubang kecil di tengahnya untuk menggilingan kopi kemudian ditambahkan ke dalam panci berisi air yang direbus dan dituangkan ke dalam panci saji yang dikenal dengan nama Dolla atau Dalal. Di masa lalu Dalal terbuat dari tembikar dan tembaga, saat ini terbuat dari kaca. Kopi Arab selalu disajikan panas dalam cangkir yang sangat kecil yang tidak mempunyai gagang rasanya agak pahit dan biasanya diseduh dengan kapulaga walaupun terkadang ditambahkan bumbu lain sering disajikan dengan kurma.

Tata krama minum kopi dipatuhi oleh masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Kopi sering disajikan di rumah-rumah dan di majlis sudah menjadi kebiasaan bagi tuan rumah untuk menyediakan kopi. Kopi disajikan secukupnya untuk menutupi bagian bawah cangkir dan setelah meminumnya, cangkir tersebut akan terisi lagi dan lagi. Ketika tamu sudah mendapatkan kopi yang cukup dia akan menunjukkan hal ini dengan menggoyangkan cangkir dari sisi ke sisi, namun praktik yang umum dilakukan adalah meminumnya. Satu cangkir sebagai lambang menerima keramahtamahan tuan rumah terdapat sejumlah teka-teki peribahasa ketika meminum kopi. Kopi dituangkan seperempat cangkir atau kurang dari setengah menandakan keramahtamahan tuan rumah kepada tamu sehingga tidak terlalu panas dan mudah bagi tamu untuk menyesap dan menikmati rasanya. Lebih dari seperempat ini bermaksud untuk menawarkan martabat bagi tamu, kemudian ketika tuan rumah menuangkan setengah cangkir kopi ini memiliki makna bahwa tamu harus meminum kopi sambil diam. Serta ketika tuan rumah menuangkan kopi dalam cangkir secara tidak langsung berarti tuan rumah tidak menyukai tamu tersebut

Pentingnya meminum kopi Bersama juga menjadi tradisi sebuah perdamaian. Misalnya ketika orang berselisih kemudian minum kopi bersama sering kali menandakan bahwa masalahnya telah terselesaikan. Menyajikan kopi Arab saat ini tetap menjadi bagian penting dari perhotelan dan terkait dengan adat istiadat lain dan biasanya hal pertama yang disajikan kepada para tamu. Ungkapan yang digunakan untuk mengundang tamu adalah "Silakan datang dan minum kopi meskipun akan ada minuman dan makanan lain yang akan disajikan" Kopi Arab diminum oleh semua kalangan baik pria maupun wanita. Meskipun teknik pembuatan kopi modern sudah tersebar luas, masyarakat masih bersemangat untuk membuat kopi dengan cara tradisional yang dirayakan sebagai bagian dari warisan budaya Arab. Kerajaan Emirates Arab dan Arab Saudi merupakan negara yang masih kental melakukan tradisi ini.

Sumber artikel/teks:

http://www.unesco.org/culture/ich/RL/01074

https://youtu.be/omDt-AxHSgY?si=8LazkckYe4a-KGtk

https://youtu.be/Wbh74DtCYTU?si=VKxkCPQ7Z2Hv-r8J


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun