Emosi merupakan salah satu komponen dasar yang memengaruhi sikap dan perilaku individu. Dalam proses belajar, emosi juga memberikan andil besar untuk mencapai kesuksesan belajar. Salah satu peranan signifikan dari emosi adalah meningkatkan aktivitas dalam otak.
Sedangkan pembelajaran merupakan proses perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil dari pengalaman atau latiahan yang diperkuat. Proses pembelajaran ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang seimbang, di mana aspek emosional, sosial, dan kognitif dapat berkembang secara optimal. Diperlukan adanya keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional serta faktor lainnya. Guru atau pendidik yang memperhatikan emosi siswa dapat membantu mereka meraih potensi penuh mereka dalam pembelajaran, sambil juga membantu mereka mengatasi tantangan emosional yang mungkin timbul.
Faktor dalam mengembangkan pendidikan anak:
1. Lingkungan belajar kondusif
Lingkungan belajar yang nyaman, aman, dan bebas dari ancaman menciptakan suasana yang mendukung anak untuk fokus, merasa dihargai, dan termotivasi untuk belajar. Hal ini membantu perkembangan kognitif dan emosional anak.
2. Iklim proses belajar demokratis dan saling terbuka
Proses belajar yang demokratis memungkinkan anak merasa dihargai pendapatnya, sehingga meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan berpikir kritis. Keterbukaan juga mendorong interaksi sosial yang sehat.
3. Mengembangkan sikap empati
Ketika guru berempati terhadap perasaan dan kebutuhan anak, ini membantu anak merasa dipahami dan diterima. Sikap ini dapat mengembangkan kecerdasan emosional anak, termasuk kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi.
4. Membantu peserta didik dalam menemukan solusi permasalahan
Dukungan dalam menemukan solusi mengembangkan keterampilan problem-solving dan kemandirian anak. Hal ini juga melatih anak untuk berpikir logis dan kreatif dalam menghadapi tantangan.