Alexander, siswa SMA Harapan Kasih di Kota Depok. Ia duduk di kelas X IPS 1. Bagi teman temannya, ia adalah seorang kutu buku karena kebiasaannya membaca buku di perpustakaan.Â
Alexander lahir dari keluarga kaya namun orang tuanya sudah lima tahun bercerai. Ia sangat pendiam dan tertutup, sehingga tidak banyak temannya yang mengenal dirinya. Hanya Frans teman terdekat Alexander yang selalu menemaninya. Ia juga seorang yang pemalu dan pendiam sehingga teman lainnya kerap kali mengejek Alexander.
Pukul 9.30 pelajaran berganti, sorak-sorai dari kelas X IPS 1 terdengar ribut, karena pelajaran selanjutnya adalah olahraga. Para murid bergegas ke toilet untuk berganti dengan seragam olahraga termasuk Alexander dan tentu saja bersama Frans. "Akhirnya pelajaran olahraga juga." Kata Alexander dengan wajah gembira,Â
"Ternyata suka pelajaran olahraga juga, Gua kira Lu benci pelajaran olahraga." Frans melanjutkan dengan nada terkejut. "Hahahaha .. kenapa Lu bisa mikir gitu?" Tanya Alexander sambil tertawa.Â
"Soalnya, lu itu selalu kelihatan jenius, biasanya nih ya di sekolah , orang kutu buku model lu ini, maksud gua, jenius seperti lu di sekolah gak suka pelajaran olah raga, dan pasti bakal lesu pas pelajaran olahraga mulai." Jawab Frans menjelaskan.Â
"Ahh .. gue gak kaya gitu kali haha, lu kan gak tau dulu  gue ngapain aja." Kata Alexander sambil menepuk pundak Frans. Setelah semua selesai ganti baju olahraga, mereka pun berbaris rapi di lapangan.Â
"Selamat pagi anak-anak!" Salam Bapak Sukandi, guru olahraga SMA Harapan Kasih. "Pagi, Pak!" Jawab semua siswa dengan kompak. "Pelajaran kita hari ini tentang sepak bola, nah minggu lalu kalian sudah dijelaskan materi tentang sepak bola, jadi hari ini kalian langsung ambil nilai untuk latihan sepak bola." Kata Pak Sukandi menjelaskan.
"Untuk pengambilan hari ini bapak bertujuan menemukan bibit pemain sepak bola yang akan mewakili sekolah dalam turnamen sepak bola." Pak Sukandi menjelaskan sambil tersenyum.Â
"Betul pak? kapan turnamennya pak?" Tanya Faizal, teman sekelas Alexander. "Sekitar dua atau tiga bulan ke depan, jadi saya berharap kalian dapat memberikan hasil terbaik, terutama untuk laki-laki." Sukandi menjawab dengan tegas. "siap Bapak!" seru semua siswa dengan antusias.
Ketika nama Alexander dipanggil, semua murid mengejek kemampuan Alexander menendang bola, matanya mengelak dan berkata, "Kurasa kalian harus melihat apa yang gua lakuin nanti."Â
Setelah ia menunjukkan kemampuan bermain sepak bolanya dan berhasil mencetak bola, semua siswa terlihat terkejut dan saling memandang dengan ekspresi tidak percaya. Pak Sukandi pun tampak puas dengan kemampuan Alexander dan mengajaknya mengikuti latihan rutin tim sepak bola sekolah untuk mengikuti turnamen antar sekolah nasional.Â