Hal pertama yang diyakini KH .Wahid Hasyim dalam Pendidikan Islam adalah bahwa beliau percaya tujuan Pendidikan Islam adalah untuk menggiatkan siswa/santri yang bertakwa kepada Allah,berakhlak baik,dan memiliki manfaat bagi masyarakat.Artinya,Ilmu yang dimiliki seorang santrimanfaat bagi masyarakat.Artinya,Ilmu yang dimiliki seorang santri harus bisa membuatnya mampu untuk hidup layak dan bermanfaat di Masyarakat,mandiri,dan tidak menjadi beban bagi orang lain.Tujuan Pendidikan yang diharapkan Wahid Hasyim tersebut  telah sesuai dengan tujuan Pendidikan secara umum yang mana Tujuan pendidkan harus bersifat teosentris(Tuhan) dan antroposentrins(Manusia).Hal tersebut berarti bahwa Pendidikan harus memenuhi kebutuhan duniawi dan ukhrawi,moralitas serta akhlak.Perbedaan dasar tujuan Pendidikan yang dikemukakan oleh Wahid Hasyim dengan tujuan Pendidikan yang dikemukakan tokoh lain yaitu Wahid Hasyim sangat menekankan kepada murid nya untuk memiliki keterampilan hidup agar mereka bisa bersaing dan hidup layak di tengah-tengah masyarkat.
      Dengan Ilmu dan pemikirannya tentang memajukan Pendidikan Islam di Nusantara,KH. Wahid Hasyim melakukan banyak hal yang berkontribusi pada perjuangan Kemerdekaan.Walaupun kiprahnya melalui Pendidikan terkesan lebih halus,Jalan inilah yang justru berpengaruh besar kepada Masyarakat Indonesia pada masa itu.Pembangunan dan kolaborasi yang dilakukan Wahid Hasyim semakin merevolusi dunia Pendidikan Islam di Indonesia.Bahkan,banyak pemuda dan tokoh tokoh Masyarakat yang tertarik dan terseret arus perlawanan yang dilakukan Wahid Hasyim melalui Pendidikan.
     Melalui pengaruh dari tokoh tokoh reformis Arab,seperti Muhammad Abduh dan Muhammad Ali Pasha,KH. Wahid Hasyim mencoba untuk mengimplementasikan penggabungan antara akal dan keyakinan.Dengan berbagai Lembaga Pendidikan dan madrasah yang beliau dirikan,KH. Wahid Hasyim tidak hanya menerapkan Pendidikan Islam,tetapi juga diajarkan beberapa ilmu pegetahuan umum, seperti pelajaran bahasa Inggris dan bahasa Belanda.Selain itu,berkaitan dengan peningkatan kebiasaan membaca dan kualitas pengetahuan siswa, Wahid Hasyim mendirikan Perpustakaan. Buku buku yang tersedia berjumlah kurang lebih 1000 judul  yang terdiri dari buku-buku teks dan karya ilmiah populer yang ditulis dalam bahasa Arab, Inggris, Belanda, Indonesia dan Jawa. Dengan semangat memajukan pesatren, KH.Wahid Hasyim menggabungkan dan mengakulturasikan pola pengajaran Pesantren yang menitik beratkan pada ajaran agama dengan pelajaran ilmu umum.(SKIPSI SITI NUR ROHMAH, 2019)
     KH. Wahid Hasyim telah menunjukkan peran besar dalam memajukan pendidikan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui upayanya menggabungkan pendidikan agama dengan ilmu umum, serta memanfaatkan pengaruhnya di Nahdlatul Ulama (NU) untuk kemajuan bangsa. Sebagai ulama dan politisi, beliau menekankan pentingnya nilai-nilai Islam seperti saling menolong, kerendahan hati, dan melihat harta sebagai amanah dari Tuhan. Sebagai solusi yang bisa diterapkan di bangsa kita saat ini, semangat KH. Wahid Hasyim seharusnya menjadi inspirasi dalam membangun sistem pendidikan yang inklusif dan komprehensif. Pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai moral dan spiritual dengan ilmu pengetahuan umum akan membentuk generasi yang berwawasan luas dan berakhlak mulia. Selain itu, nilai-nilai seperti kerendahan hati, saling tolong-menolong, dan pengelolaan harta sebagai amanah harus dijadikan dasar dalam pembentukan karakter anak bangsa, guna menciptakan masyarakat yang lebih adil, beradab, dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H