Perpustakaan Kota Malang adalah salah satu pusat literasi yang menyediakan berbagai jenis buku untuk segala usia. Di antara koleksi yang dimilikinya yaitu buku sastra anak menjadi salah satu kategori yang menarik untuk dianalisis. Sastra anak tidak hanya bertujuan utuk menghibur, tetapi juga membentuk karakter, memperluas imajinasi, dan menanamkan nilai-nilai moral pada anak-anak. Namun, bagaimana kualitas dan relevansi koleksi buku sastra anak di perpustakaan ini?
Setelah melakukan observasi langsung, terlihat bahwa Perpustakaan Kota Malang memiliki sekitar 200 judul buku sastra anak. Koleksi ini mencakup berbagai genre seperti dongeng, fabel, cerita rakyat, dan cerita bergambar. Secara jumlah, koleksi ini cukup memadai untuk melayani kebutuhan anak-anak. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan lebih jauh terkait kualitas dan isi dari buku-buku ini.
Kebanyakan buku yang tersedia adalah terbitan lama, dengan beberapa di antaranya sudah terlihat usang. Sementara itu, buku-buku baru lebih sedikit dan mayoritas berasal dari penerbit internasional. Hal ini mencerminkan kurangnya perhatian terhadap literasi lokal. Padahal, cerita-cerita lokal, khususnya dari Malang dan Jawa Timur, dapat menjadi sarana penting untuk memperkenalkan budaya dan kearifan lokal kepada generasi muda. Sayangnya, koleksi yang mencerminkan identitas lokal ini masih sangat minim.
Satu hal yang patut diapresiasi adalah variasi bahasa yang digunakan dalam buku-buku tersebut. Sebagian besar buku ditulis dalam bahasa sederhana yang sesuai dengan usia anak-anak. Namun, aspek visual menjadi faktor penting yang tidak boleh diabaikan. Buku-buku dengan ilustrasi menarik, seperti cerita bergambar dan fabel, jauh lebih diminati oleh anak-anak dibandingkan buku dengan desain monoton. Ini menunjukkan bahwa tampilan visual memegang peranan penting dalam membangun minat baca anak.
Melalui wawancara singkat dengan staf perpustakaan, diketahui bahwa buku dengan tema moralitas, seperti pentingnya kejujuran dan kerja keras, termasuk yang paling sering dipinjam. Ini menunjukkan bahwa anak-anak dan orang tua masih mengapresiasi buku yang mengandung pesan-pesan positif. Namun, rendahnya minat terhadap buku dengan tema edukatif tanpa ilustrasi yang menarik menjadi tantangan tersendiri.
Dalam opini saya, Perpustakaan Kota Malang memiliki potensi besar untuk menjadi pusat literasi yang lebih berdaya guna bagi anak-anak. Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan dan koleksinya. Pertama, perlu adanya penambahan koleksi buku sastra anak yang menggambarkan budaya lokal. Hal ini akan membantu anak-anak mengenal cerita rakyat dari daerah mereka sendiri dan menghargai kekayaan budaya Indonesia. Kedua, peremajaan koleksi buku perlu dilakukan secara berkala agar buku-buku tetap dalam kondisi baik dan relevan dengan kebutuhan zaman. Ketiga, perpustakaan dapat mengadakan program-program kreatif seperti sesi membaca bersama, mendongeng, atau lomba menggambar cerita.
Kesimpulannya, buku sastra anak di Perpustakaan Kota Malang sudah cukup beragam, tetapi masih memerlukan peningkatan dari segi kualitas dan keberagaman budaya lokal. Perpustakaan ini memiliki peran strategis dalam membangun minat baca anak-anak, dan dengan upaya yang tepat, perpustakaan dapat menjadi pendorong utama literasi anak di Malang dan sekitarnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI