Di sebuah hutan hiduplah sekelompok ayam yang terdiri dari beberapa pasang ayam, dalam sekelompok ayam tersebut tentulah ada pemimpin. Hodo adalah pemimpin dari sekumpulan ayam tersebut, dan Hodo mempunyai istri seekor ayam betina yang bernama Hidi. Setiap ada permasalahan dihutan sekelompok ayam itu selalu meminta pertimbangan dan pendapat dari Hodo selaku ketua dari perkumpulan ayam itu.Â
Hodo sangat bijak dalam mengambil langkah dan selalu mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kedepan sebab dan akibatnya. Kehidupan Hodo dan istri sangat sejahtera dan tidak pernah kekurangan dalam segi apapun baik itu ketersediaan makanan setiap hari dan kemudahan-kemudahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, bahkan Hodo dan istri juga sering sekali membagi bagikan makanan kepada ayam-ayam lain yang kekurangan makanan.
Tetapi, semua pencapaian yang didapat Hodo dan istri dirasa masih saja kurang, masih ada lagi satu keinginan Hodo dan istri yang belum terpenuhi yakni keturunan. Sudah bertahun-tahun Hodo dan Hidi hidup bersama tetapi tuhan belum memberikan kepercayaan keturunan kepada mereka, tetapi mereka tidak putus asa pada keajaiban tuhan, terus berusaha dan berusaha melakukan yang terbaik agar hidupnya dan sang istri tetap bahagia meski belum dikaruniai keturunan ditengah-tengah mereka.
Pada suatu hari disiang hari yang terik Hodo sedang berjalan bersama beberapa ayam yang lain usai mencari makanan untuk dibagikan kepada ayam-ayam lain, Hodo dan rombongan dikejutkan dengan kehadiran seekor burung elang yang bernama Bordo. Bordo sangat menyeramkan, badannya tinggi gagah dan kukunya sangat panjang lengkap dengan suaranya yang lantang.Â
Teman-teman Hodo sangat takut dengan kehadiran Bordo, bahkan beberapa ada yang sembunyi dibalik pepohonan dan semak-semak. Tetapi Hodo tenang dan bertanya pada seekor elang itu. "Siapa kamu?" Kemudian Bordo menjawab. "Namaku Bordo, kamu jangan takut sama aku, aku tidak ada niat buruk padamu" kemudian Hodo memanggil teman-temannya untuk kembali dan mengatakan dia elang yang baik dan tidak membahayakan, tetapi teman-temannya masih enggan untuk kembali menemui Hodo.Â
Kemudian Hodo bertanya kembali "apa tujuanmu menghalangi perjalanan kami?" Bordo menjawab "aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu bahwa kamu harus ke hutan seberang (yang terkenal sangat bahaya dan banyak binatang buas) untuk menemui seekor harimau yang sedang dalam kesulitan, dan kamu harus kesana sekarang juga", dengan tegas dan berani Hodo menjawab "baiklah aku akan segera menemui harimau itu".
Dengan gagah dan berani serta berfikir positif Hodo melangkahkan kakinya menuju hutan seberang dan menyuruh teman-temannya untuk pulang dan mengatakan pada istrinya apa yang terjadi dan dimana keberadaan suaminya.Â
Sampai di hutan yang dimaksud, Hodo langsung mencari harimau yang sedang kesulitan dengan cara dia terbang di atas pohon untuk mencari dari atas, dari atas pohon Hodo melihat seekor harimau yang terkapar dengan anak panah masih menancap di kaki kanan depan serta tubuh yang sangat kotor, "sepertinya harimau malang itu yang dimaksud Bordo, dan sepertinya dia sudah lama dengan kondisi seperti itu" ucap Hodo dalam hati.Â
Tak perlu berfikir panjang lagi Hodo dengan sigap langsung menghampiri harimau malang itu dan langsung melepaskan annak panah yang masih menancap di kaki kanan depannya sembari bertanya "hai harimau, siapa namamu dan apa yang terjadi denganmu?" harimau malang pun menjawab, "namaku Dino, aku terkena panah oleh pemburu 2 hari yang lalu, aku berlari sekuat tenagaku dan akhirnya aku bisa melarikan diri dari pemburu itu, terima kasih karena kau telah membantuku, siapa namamu?" "namaku Hodo" jawab Hodo sembari membersihkan bekas luka tancapan anak panah pada kaki Dino, singkat cerita Dino sangat berterimakasih pada Hodo atas bantuan yang telah ia lakukan. Kemudian sebelum Hodo pulang Dino memberikan sekantung jagung pada Hodo dan berpesan "makanlah jagung ini bersama isterimu" kemudian Hodo mengucapkan terimakasih dan langsung pulang kerumah.
Sesampainya dirumah Hodo langsung menceritakan kejadian seharian ini dan langsung memakan jagung yang diberikan Dino, tak berapa lama setelah memakan jagung pemberian Dino, Hidi langsung bertelur, tetapi hanya sebuah saja. Bahagia sangat terasa diantara keduanya dan Hidi langsung mengerami telurnya dengan sangat bahagia.Â
Satu bulan kemudian telur Hidi menetas dan terlihat ayam jantan lahir dengan sehat dan itu menambah kebahagiaan Hodo dan Hidi, nak mereka diberi nama Ciko. Kahadiran Ciko membuat hari-hari Hodo dan Hidi menjadi lengkap dan penuh warna, karena sudah bertahun-tahun mereka mendambakan anak. Ciko tumbuh sehat dan menjadi pemuda yang berani, kuat dan bertaggung jawab sesuai dengan ajaran dari ayahnya.