Sumatera Selatan merupakan daerah yang mayoritas masyarakatnya bekerja di perkebunan karet baik milik pribadi, bekerja di orang lain atau PT. Yang diambil dari pohon karet adalah getahnya, pohon karet bisa di sadap / deres (proses yang dilakukan untuk mengambil getah pohon karet dengan cara diiris kulit pohon karet menggunakan pisau khusus yang biasa disebut pisau sadap / pahat) ketika pohon karet dalam keadaan kering / tidak berair, barulah pohon karet bisa disadap.Â
Bagaimana jika musim hujan datang sampai ber hari-hari? Yang bisa dilakukan hanyalah menunggu sampai pohon karet kering, terkadang dalam satu minggu hanya bisa nyadap 2 kali, belum lagi kalau belum selesai nyadap dan sudah hujan, getah belum dapat sudah lelah dan tidak ada hasil, seketika hanya bisa menatap rintik hujan yang semakin menjadi-jadi sembari berharap akan ada rezeki yang ALLAH beri dari jalan yang tidak diduga.
Bagaimana jika telah usai proses nyadap dan terlihat langit mendung menandakan akan turun hujan? Hal yang harus dilakukan adalah karet yang masih cair tadi diberi air yang sebelumnya telah dicampur dengan pupuk TS atau cairan cuka karet dan atau trawas, setelah tercampur dengan sempurna barulah bisa dilakukan proses pengobatan / ngobat dan atau pencukaan (proses pemberian cairan pada karet yang masih cair agar cepat beku). Beruntung jika selesai ngobat barulah hujan turun atau tidak jadi hujan, merupakan kebahagiaan yang sangat besar bagi petani karet.
Setelah hasil dikira sudah cukup untuk dipanen, bagaimana cara memanen getah karet, disini ada beberapa cara, ada yang dipanen dalam keadaan masih cair dan ada yang sudah beku atau bekon. Kalau beku, yang harus dilakukan adalah mengambil satu per satu dari pohon karet menggunakan ember dan dicetak dalam kotak dengan ukuran berfariasi tergantung banyaknya karet bekon.Â
Kembali lagi bagaimana jika proses pemanenan sudah harus segera dilakukan dan hujan pun datang, beberapa masyarakat ada yang menunggu kering pohon karet untuk nyadap terlebih dahulu, karena untuk mencetak menjadi satu dalam sebuah kotak itu membutuhkan cairan karet untuk merekatkan bekon satu dengan yang lain. Tetapi ada juga yang langsung dipanen meenggunakan cairan solar atau bensin sebagai pengganti cairan karet untuk merekatkan bekon karet hingga menjadi satu dalam kotak besar.
Bagi petani karet, hujan bisa menguntungkan, karena pohon karet juga butuh minum sama seperti manusia, tetapi jika keseringan bahkan setiap hari itu bisa merugikan dan tidak mendapatkan penghasilan karena tidak ada kegiatan lain yang bisa dilakukan selain nyadap. Sementara kebutuhan sehari-hari harus tetap dipenuhi tidak kenal hujan ataupun panas. Maka sabar dan tawakal adalah senjata paling ampuh agar tidak menurunkan semangat petani karet. Jaya terus petani karet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H