Mohon tunggu...
Syafi'i Adnan
Syafi'i Adnan Mohon Tunggu... -

Atheis ala theis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bertuhan Tanpa Agama

31 Oktober 2011   08:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:15 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock



A: Saya kasihan pada orang-orang yang berada di lingkungan Kristen, Katolik, Yahudi, Hindu, Budha, dan Agama selain Islam. Karena menurut Al-Qur'an, Islam lah agama yang direstui Allah.



B: Salah sendiri, kenapa mereka tidak mempercayai Islam. Padahal di Al-Qur'an sudah dijelaskan kalo hanya Islam lah Agama yang akan membawa kita ke Surga.



A: Lalu bagaimana jika mereka tidak tahu tentang isi Al-Qur'an itu? Karena sudah tentu yang mereka ketahui adalah dogma-dogma tentang agama mereka sendiri.



B: Mereka bukan tidak tahu, akan tetapi mengingkari kebenaran Al-Qur'an. Bukankah Allah telah mengutus Nabi Muhammad untuk menyempurnakan Agama-Agama sebelumnya, namun mereka masih saja kafir (mengingkarinya).



A: Lalu bagaimana mereka tahu tentang kebenaran Islam, kalau mereka tidak pernah sedikit pun belajar tentang Agama Islam?



B: Sesungguhnya di dalam hati setiap manusia terdapat fithroh, dan dalam alam bawah sadarnya manusia memiliki kepercayaan pada Allah. Akan tetapi manusia tidak pernah berpikir dan menggunakan hati nuraninya. Apakah kau ingat dengan kisah seorang ilmuan yang akhirnya memeluk Islam dikarenakan dia mengetahui kebenaran Al-Qur'an mengenai pengetahuan?



A: Akan tetapi kenyataannya, tidak semua orang bisa sampai pada pemahaman setingkat itu. Apa yang akan terjadi bila seorang kristen hidup di dunia yang hanya mengajarkan tentang kekristenan, namun dia menjadi kristen yang taat beribadah sebagaimana muslim yang taat beribadah?



B: Kebaikan seorang nonmuslim tidak akan diterima oleh Allah, karena yang diperhitungkan oleh Allah adalah tingkat keimanan seseorang.
Ingatlah, Nilai suatu perbuatan dilihat dari niatnya. Dan Allah hanya menghitung perbuatan yang didasari oleh niat karena Allah.



A: Kalau Allah maha kuasa, mengapa Allah tidak membuat iman semua manusia sama (beragama Islam semua), dan tinggal menilai perbuatannya saja, apakah dia baik atau tidak. Kalo begitu kan adil.



B: Allah hanya memberikan hidayahnya pada sebagian orang saja, tidak semua orang mendapat bagian. Apakah kau ingat dengan kisah Abu Thalib? Abu Thalib adalah paman Nabi sendiri, namun tidak mendapatkan hidayah dari Allah. Itu semua tak lain adalah rahasia Allah. Bukan urusan kita. Kamu jangan mempertanyakannya lagi, nanti kamu jadi kufur.


A: Saya hanya berusaha berpikir logis, tapi kalo Agama membatasi saya dalam berpikir tentang Tuhan, lebih baik saya bertuhan tanpa Agama.

Tuhan saya sendiri, yang tidak seorangpun sama dalam memahaminya.
Karena Tuhan menurut saya dan Tuhan menurut Agama sangatlah berbeda.

Tuhan menurut saya adalah Tuhan yang adil dan tak menilai perbuatan seseorang hanya berdasarkan niat karena-Nya.

Tuhan menurut saya adalah Tuhan yang menilai seseorang dari seluruh perbuatannya, dan membalas kebaikan seseorang berdasarkan perbuatannya.

Tuhan menurut saya adalah tuhan yang tidak menjerumuskan manusia dengan menjadikannya kafir, kemudian memasukkannya ke Neraka hanya karena tidak beriman kepadanya.


"Selamat tinggal Agama, Sambutlah kedatanganku Tuhan."
"Saya yakin Tuhan tidak melarang saya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun