Mohon tunggu...
Syafii Addinar
Syafii Addinar Mohon Tunggu... wiraswasta -

manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pendidikan Gratis di Indonesia Tidak Pernah Ada

24 September 2011   17:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:39 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

6. Bantuan : Rp. 200. 000,-

7. Administrasi : Rp. 10. 000,-

8. Buku Induk    : Rp. 25. 000,-

9. Buku Refrensi : Rp. 20. 000,-

Jumlah Rp. 400. 000,-

ini adalah hasil rapat yang dilakukan oleh pihak sekolah dan wali murid, entah setuju atau tidak yang jelas semua harus dibayar dan kalau tidak membayar maka tidak akan mendapat buku. dan beberapa waktu yang lalu anak saya  menangis pulang dari sekolah karena tidak dapat buku, karena saya tidak membayar sepeserpun.

Padahal sebelumnya saya telah menyediakan kebutuhan sekolah berupa seragam, sepatu, dan semua kebutuhannya lainya yang juga tidak sedikit. sebenarnya yang menjadi persoalan bukan masalah nilai pembayaran uang tetapi pada sebuah nilai prinsip pendidikan dalam tata kelola sekolah, bagi yang mampu bukan persoalan walaupun bayar berapapun tetapi bagi yang tidak mampu membayar harus bagaimana?.....

Mungkin nilai yang saya urai adalah sangat kecil ketimbang sekolah-sekolah elit di Kota dan tidak ada apa-apanya dari jumlah yang harus di keluarkan tetapi sekali lagi eksistensi sekolah jelas berbeda. fakta ini menunjukkan bahwa ketimpangan pengelolaan pendidikan di Negara ini sangat jelas berapa triliun dana pendidikan tidak ada artinya hanya ada dalam retorika dan rumusan-rumusan sampah yang tidak berarti memberantas kebodohan tetapi cenderung membodohi rakyat dengan dalih kemajuan pendidikan dan pendidikan gratis 9 tahun.

Sementara gaji guru PNS naik, gedung sekolah di bangun dengan berbagai macam program pendidikan, setiap kepala sekolah mendapat LAPTOP, Guru berlomba mendapat sertifikasi, dan berbagai macam hal yang seolah demi kepentingan Rakyat dalam dunia pendidikan yang ternyata bohong besar. semakin lama sekolah semakin mahal padahal semakin banyak dana di gelontorkan tetapi rakyat terus di tindas dan di bunuh perlahan dengan cara-cara halus menyesatkan, dan paling lucu mereka berlindung dibawah undang-undang pembodohan.

Mungkin hanya satu kata sebagai rakyat dapat saya sampaikan disini berempatilah terhadap rakyat, janganlah mencari makan dalam keringat rakyat karena semua warga Negara berhak mendapat pendidikan layak dalam hidup berbangsa dan berNegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun