Budaya masyarakat bersifat dinamisdalam artian (selalu berubah dan bergerak), akan tetapi bukan bersifatstatis (tetap). Berbagai contoh proses dinamika budaya, di antaranya sebagai berikut :
1.Internalisasi adalah sebuah proses yang terjadi dan berlangsung sepanjang hidup indvidu, yaitu mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk suatu kepribadian. Manusia memiliki bakat yang telah terkandung dalam gennya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosinya, tetapi wujud dan pengaktifannya sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimulasi yang ada di dalam lingkungan social budaya dan alam sekitarnya.
2.Sosialisasi Talcott Parsons menggambarkan kebudayaan dalam teorinya sebagai bagian dari proses sosialisasi individu. Semua pola tindakan individu-individu yang menempati berbagai kedudukan dalam masyaraat sejak ia di ahirkan akan di cerna olehnya sehingga individu tersebut pun menjadikan pola-pola tindakan tersebut sebagai bagian dari kepribadiannya. Oleh karena itu, untuk dapat memahami suatu kebudayaan, mengamati jaannya proses sosialisasi baku yang lazim dialami sebagian besar individu dalam suatu kebudayaan merupakan suatu metode yang sejak lama diminati oleh para antropologi social. Semisalnya contoh sewaktu seorang anak masuk sekolah, ia mulai mengetahui adanya perbedaan antara wanita dan pria. Ketika ia memasuki usia remaja dalam mengendalikan gejolak birahinya, ia harus belajar menyesuaikan diri dengan segala aturan yang ada dalam kebudayaannya serta adat-istiadat dalam masyarakatnya. Dengan meneliti semua aturan itu dan menganalisa pengaruhnya pada para individu, kita dapat mengikuti secara teliti semua situasi sekitar individu-individu lain dalam lingkungan sosialnya, dan unsure-unsur kebudayaan yang lazim mempengaruhi diri seseorang dari golongan pegawai yang tinggal di kota. Proses sosialisasi dalam golongan-golongan social yang lain (atau lingkungan social suku-suku bangsa lain di Indonesia maupun di Negara lain) mungkin saja berbeda.
3.Enkulturasi istilah yang sangat sesuai untuk enkulturasi adalah embudayaan (dalam bahasa inggris digunakan istilah institutionalization). Enkulturasi adalah proses belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap terhadap adat, siistem norma, serta semua peraturan yang terdapat dalam kebudayaan suatu masyarakat. Proses ini telah dimulai sejak awal kehidupan, yaitu dalam lingkungan keluarga, kemudian dalam lingkungan yang makin lama makin luas. Pada awalnya, seorang anak kecil mulai belajar dengan cara menirukan tingkah laku orang-orang di sekitarnya yang lama-kelamaan menjadi pola mantap, dan norma yang mengatur tingkah lakunya dibudayakan. Selain dari lingkungan keluarga, norma-norma dapat pula dipelajari dari pengalamannya bergaul dengan seksama warga masyarakat dan secara formal di sekolah.
Dalam suatu masyarakat tentuada individu-individu yang mengalami berbagai hambatan dalam internalisasi, sosialisasi, atau enkulturasi sehingga individu seperti itu mengalami kesukaran dalam menyesuaikan kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya. Individu demikian cenderung untuk senantiasa menghindari norma-normma dan aturan-aturan masyarakat, serta hidupnya selalu diwarnai konflik dengna orang lain. Individu-individu semacam itu disebut deviants.
·Difusi
·Penyebaran Manusia
Ilmu paleoantropologi memperkirakan bahwa makhluk manusia yang pertama hidup, yaitu berada di daerah sabana beriklim tropis di Afrika Timur. Namun, manusia sekarang telah menduduki hamper seluruh muka bumi dengan berbagai jenis lingkungan iklim yang berbeda-beda. Hal itu terjadi dengna proses pengembangbiakan, migarsi, serta adaptasi fisik dan social budaya yang berlangsung berates tahun lamanya..
Migrasi ada yang berlangsung lamban dan otomatis, tetapi ada pula yang cepat dan mendadak. Migrasi yang lamban dan otomatis berkembang sejajar dengan peningkatan jumlah umat manusia di dunia. Proses evolusi itu menyebabkan makhluk manusia senantiasa memerlukan daerah yang lama makin luas. Selain migrasi yang berlangsung sangat lamban, terjadi pula migras yang cepat dan mendadak, yang disebabkan oleh berbagai peristiwa, seperti bencana alam, wabah penyakit, perubahan mata pencaharian hidup, perang, dan perstiwa-peristiwa khusus lainnya yang telah tercatat dalam sejarah, seperti perkembangan pelayaran bangsa Cina di Asia Timur dan Asia Tenggara, perkembangan pelayaran bangsa-bangsa Arab dan Asia Selatan dan Afrika Timur, migrasi bangsa-bangsa Arab dari Asia Barat ke Afrika Utara, perkembangan pelayaran Bangsa-bangsa Eropa Selatan pada abad ke-16 dan ke -17, transmigrasi 55 juta orang Eropa ke Amerika Utara, Tengah, danselatan (sebagai budak belian di abad ke-18 dan ke-19), migrasi besar-besaran suku-suku bangsa peternak di Asia Tengah di bawah pimpian Jenghis Khan, serta migrasi suku-suku bangsa penduduk Kepulauan Polyesia dan Mikronesia dari satu pulau ke pulau lain.
·Penyebaran unsure-unsur kebudayaan
Bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia, turut tersebar pula berbagai unsure kebudayaan. Sejarah dari proses penyebaran unsure-unsur kebudayaan yang disebut proses difusi, dan difusi itu merupakan salah satu objek penelitan ilmu antropologi, terutama sub-ilmu antropologi diakronik. Proses difusi dari unsure-unsu ebudayaan , antara lain diakibatkan oleh migrasi bangsa-bangsa yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi. Terutama dalam zaman prasejarah, ketika kelompok-kelompok manusia yang hidup sebagai pemburu bermigrasi menempuh jarak yang sangat jauh, unsure-unsur kebudayaan yang mereka bawa juga turut tersebar luas. Dan bekas-bekas difusi itu sekarang menjadi salah satu objek penelitian ilmu prasejarah.
Penyebaran unsure-unsur kebudayaan data juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa, yaitu karena unsure-unsur kebudayaan itu memang sengaj dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut. Pada zaman penyebaran agama-agama besar, para pendeta Buddha, Nasrani, serta kaum muslimin mendifusikan berbagai unsure kebudayaan mereka masing-masing.
Bentuk difusi yang terutama mendapat perhatian antropologi adalah penyebaran unsure-unsur kebudayaan yang berdasarkan pertemuan individu-individu dari berbagai kelompok yang berbeda. Hubungan antar kelompok yang berbeda-berbeda yang telah berlangsung selama berabad-abad itu dan hamper tidak mempengaruhi bentuk kebudayaan masing-mmasing adlaah hubungan syimbiotic, seperti yang terjadi antara suku-suku bangsa peladang penduduk pedalaman kongo, togo, dan kamerun di Afrika Tengah dan arat dengan suku-suku bangsa peladang dan suku-suku bangsa Negrito yang bermatapencaharian sebagai pemburu dan perambah pertemuan antara kelompok-kelompok yang berbeda juga dapat terjadi karena perdagangan yang disebut penetration pacifique (penerobosan dengna jalan damai). Dalam hal ini, unsure-unsur kebudayaan asing turut masuk ke dalam kebudayaan penerima secara tidak sengaja dan tanpa paksaan. Erang dan serangan penaklukan merupakan cara penerobosan dengan jalan tidak damai, dan sebenarnya merupakan awal dari proses masuknya nsur-unsur kebudayaan asing. Dan dilanjutkan dengan proses penjajahan yang merupakan saat masuknya unsure-unsur kebudayaan asing dan pertemuan antar kebudayaan-kebudayaan yang disebabkan oleh penyebaran agama biasanya baru dimulai dengan kedatangan para penyair agama yang turut bersama suatu pemerintah jajahan..
Ifusi kebudayaan juga berlangsung melalui perkembangan teknolgi informasi dan komunikasi.
·Akulturasi istilah yang dalam antropologi mempunyai beberapa makna (aculturration atau culture contact) ini menyangkut konsep menenai proses sosialyang timbul apabila sekelompok manusia dengansuatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsurr-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsure-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke daam ebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hlangnya kepribadian kebudayaan asli.
·Asimilasi adalah sautu prose social yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif sehingga sifat khas dan unsure-unsur kebudayaan golongan-golongan itu masing-masing berubah menjadi unsure-usnur kebudayaan campuran. Iasana asimilasi terjadi terjadi atara suatu glongan mayoritas dengan golongan minoritas.
·Pembaruan adalah sautu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energy dan modal, serta penataan kembali dari tenaga kerja dan penggunaan teknologibaru sehingga terbentuk suatu sistem produksi dari produk-produk baru. Dengna demikian inovasi adalah pembaruan unnsur teknologi dan ekonomi dan kebudayaan.
·Globalisasi meruakan bagian dari proses dinamika budaya yag tidak dapat dihindari lagi. Dinamika budaya melalui globalisasi terjadi tanpa batasan ruang dan waktu. Globalisasi terjad di berbagai bidang kehidupan, sepeti industri, telekomunikasi, dan informasi.
·Factor-faktor pendorong dinamika budaya tidakada kebudayaan yang sifatnya statis. Setiap kebudayaan memiliki dinamika gerak, erak atau dinamika budaya sebenarnya merupakan gerak manusia yang bermasyarakt yang menjadi wadah untuk kebudayaan
·Adapun factor –faktor yang menjadi dasar dalam proses interaksi social dan akhirnya melahirkan dinamika budaya adlah sebagai sebagai berikut
1.Imitasi
2.Identifikasi
3.Sugesti
4.simpati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H