Mohon tunggu...
Syafaat AuliyaIrsyad
Syafaat AuliyaIrsyad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sanggar alkhusna

Seniman

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Membangun Karakter Pencasila melalui Kegiatan Sekolah

31 Desember 2024   23:20 Diperbarui: 31 Desember 2024   23:26 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Membangun Karakter Pancasila melalui Kegiatan Sekolah

Nama: Syafa'at Auliya' Irsyad
Nim: 241330001650

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter bangsa. Lima sila yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap warga negara. Namun, tantangan dalam mempraktikkan nilai-nilai Pancasila seringkali muncul, terutama di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, penting untuk membangun karakter Pancasila sejak dini melalui kegiatan sekolah. Kegiatan di sekolah dasar adalah salah satu wadah yang sangat potensial untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada siswa. Dalam konteks ini, kegiatan yang dilakukan di sekolah tidak hanya berfungsi sebagai sarana belajar akademik, tetapi juga sebagai sarana pembentukan karakter bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Artikel ini akan membahas bagaimana kegiatan sekolah dapat membangun karakter Pancasila pada siswa melalui pendekatan yang menyenangkan dan praktis.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia mengandung lima sila yang masing-masing memiliki makna mendalam dan relevansi tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai masing-masing sila dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diajarkan melalui kegiatan di sekolah dasar.
1.Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila ini mengajarkan nilai keimanan dan penghargaan terhadap agama. Di sekolah dasar, nilai ini bisa diterapkan melalui berbagai kegiatan yang mengedepankan penghormatan terhadap kebebasan beragama. Salah satu contoh praktisnya adalah dengan mengadakan pelajaran yang mengajarkan pentingnya toleransi antaragama, mengajak siswa untuk berdoa bersama, dan merayakan hari-hari besar agama yang ada di Indonesia. Selain itu, melalui kegiatan seperti diskusi tentang nilai-nilai agama dan praktek baik dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat diajarkan untuk menghargai perbedaan dan hidup berdampingan dalam kerukunan.
2.Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila ini mengajarkan pentingnya menghargai hak asasi manusia dan perlakuan adil terhadap sesama. Di sekolah dasar, nilai ini dapat diajarkan dengan cara yang sangat praktis, seperti dengan mengadakan kegiatan yang melibatkan kerja sama antar siswa dari berbagai latar belakang. Misalnya, dalam kegiatan kelompok, siswa diajarkan untuk berbagi pendapat, menghargai perbedaan, serta memberi kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk berbicara. Kegiatan olahraga atau seni bersama juga dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai keadilan dan saling menghormati, tanpa ada yang merasa terpinggirkan.
3.Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Persatuan menjadi kunci utama dalam keberagaman yang ada di Indonesia. Di sekolah dasar, kegiatan yang dapat menumbuhkan rasa persatuan antara siswa, misalnya dengan menyelenggarakan acara yang melibatkan semua elemen sekolah, seperti upacara bendera, lomba-lomba antar kelas, atau kegiatan lingkungan yang bersifat gotong royong. Hal ini akan mengajarkan siswa untuk lebih peduli terhadap sesama, baik teman sekelas maupun masyarakat sekitar, serta memahami pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman.
4.Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sila ini mengajarkan demokrasi dan pentingnya mengambil keputusan bersama secara musyawarah. Di sekolah dasar, nilai ini dapat diajarkan dengan cara yang menyenangkan dan partisipatif melalui kegiatan seperti pemilihan ketua kelas atau perwakilan siswa yang dilakukan secara demokratis. Siswa dilibatkan dalam proses diskusi tentang cara memilih pemimpin, serta pentingnya mendengarkan pendapat orang lain sebelum mengambil keputusan. Kegiatan seperti ini melatih siswa untuk memahami pentingnya musyawarah dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan yang adil.
5.Sila kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila ini menekankan pada pemerataan kesejahteraan dan keadilan bagi semua lapisan masyarakat. Dalam kegiatan sekolah dasar, konsep keadilan sosial dapat diajarkan melalui kegiatan sosial seperti pengumpulan dana untuk anak-anak kurang mampu, bakti sosial, atau kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dan sekitarnya. Kegiatan-kegiatan ini dapat mengajarkan siswa pentingnya peduli terhadap orang lain dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan.

Selain itu, penting untuk dicatat bahwa kegiatan di sekolah tidak hanya terbatas pada pelajaran formal. Kegiatan ekstrakurikuler, seperti organisasi siswa, pramuka, atau klub-klub tertentu, juga dapat menjadi wadah yang efektif dalam membentuk karakter Pancasila. Melalui kegiatan ini, siswa dapat mengembangkan sikap tanggung jawab, kerja sama, serta memahami pentingnya aturan dan tata tertib yang mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Untuk membuat kegiatan ini lebih menyenangkan, guru dapat menggabungkan pendekatan yang kreatif dan interaktif. Misalnya, melalui permainan kelompok yang mengajarkan nilai kebersamaan dan keadilan, atau dengan menggunakan media visual yang menggambarkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini, siswa akan lebih mudah memahami dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut.

Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa membangun karakter Pancasila melalui kegiatan sekolah dasar merupakan langkah yang sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila pada generasi muda. Melalui berbagai kegiatan yang menyenangkan dan praktis, nilai-nilai Pancasila dapat diajarkan dengan cara yang mudah dipahami oleh siswa. Dengan melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan yang berbasis pada prinsip-prinsip Pancasila, mereka tidak hanya belajar tentang teori, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, peran sekolah sangat vital dalam membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga generasi mendatang dapat hidup dalam masyarakat yang adil, makmur, dan berbudaya.


Daftar Pustaka
Suryani, R., & Setiawan, A. (2018). Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Karakter, 9(2), 123-135.
Santoso, B. (2019). Penguatan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 22(1), 45-59.
Prasetyo, B. (2020). Implementasi Pendidikan Pancasila dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 17(2), 103-115.
Hartono, J., & Wijaya, T. (2021). Model Pendidikan Karakter Pancasila untuk Meningkatkan Toleransi di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 16(3), 201-213.
Nugroho, A., & Indriani, D. (2022). Pendekatan Holistik dalam Pendidikan Karakter Pancasila di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 11(1), 89-101.
Sumarsih, L., & Agustin, M. (2023). Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila untuk Membangun Generasi Emas Indonesia. Jurnal Pendidikan Karakter Bangsa, 8(1), 34-45.
Fajar, M. (2024). Pendidikan Karakter Pancasila: Pembelajaran dan Aplikasinya di Sekolah. Jurnal Pendidikan Sosial, 19(2), 56-68.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun