Tanaman sayuran misalnya kangkung, sawi dan lain-lain sangat dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhan tubuh misalnya zat besi, vitamin dan lain-lain. Namun tidak setiap orang memiliki lahan yang cukup untuk menanam tanaman sayuran tersebut. Di lain hal, sebenarnya setiap orang juga bisa menanam sendiri tanaman sayuran tersebut untuk memenuhi kebutuhan zat besi dan vitamin. Keterbatasan lahan tidak menjadi alasan untuk bercocok tanam, sama seperti halnya yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa KKN Desa Pulungdowo. Salah satu tujuan program kerja tersebut mengajarkan bagaimana bercocok tanam dengan keterbatasan lahan yaitu dengan teknik Hidroponik.
Dilansir dari merdeka.com (link) tanaman hidroponik merupakan budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dan menekankan pada pemenuhan nutrisi bagi tanaman. Metode hidroponik pertama kali ditemukan oleh Francis Bacon dalam bukunya Sylva Sylvarum pada tahun 1627. Kemudian budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah ini mulai diterapkan pada tahun 1859-1856.
Bagaimana cara kerja hidroponik? Sistem hidroponik bekerja dengan memungkinkan kontrol atas kondisi lingkungan, seperti suhu, keseimbangan pH, dan memaksimalkan paparan nutrisi serta air.
Kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKN Desa Pulungdowo dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 2 Juli 2021 dan dipimpin oleh Alpan Ibrahim dan Michelle Grace. Mereka membuat rangkaian hidroponik dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan diambil langsung dari desa yaitu dengan menggunakan bambu.
Mahasiswa-mahasiswa tersebut mengajak warga desa untuk ikut serta dalam pembuatan hidroponik, mereka mengajarkan bagaimana pembuatan alat dan penggunaan dari hidroponik serta beberapa teknik menanam tanaman hidroponik.
Ucap Bapak Budi selaku Ketua RW Dusun Baran Jambu, "Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi warga di sini, kami dapat memanfaatkan bambu di desa untuk dijadikan hidroponik. Kami beberapa waktu sudah memiliki rencana untuk pembuatan hidroponik, namun belum terealisasi. Berkat mahasiswa dari UM, alhamdulillah rencana tersebut dapat dilaksanakan dan saya sebagai perwakilan dari para warga sangat merasa senang".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H