Mohon tunggu...
Syaeful Arifin
Syaeful Arifin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa baru pada program studi Ekonomi Pembangunan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya melanjutkan studi dari SMAN 2 Cikarang Utara jurusan IPS. Selama 3 tahun menempuh pendidikan di SMA, saya tertarik dengan satu pelajaran yaitu Ekonomi. Bagi saya ekonomi adalah jawaban bagi Indonesia untuk bagaimana menjadi negara maju, tentunya setelah pendidikan. Dengan rasa penasaran yang cukup besar, saya harap saya bisa berkontribusi dalam proses tersebut. Saya selalu tertarik dengan hal yang berkaitan dengan teknologi, khususnya komputer. Dalam keseharian saya, rasanya komputer sudah menjadi suatu kebutuhan setelah sandang, pangan dan papan. Bisa dibilang hobi saya adalah mengoperasikan komputer, entah itu untuk browsing, menonton YouTube atau sekedar bermain game untuk menghabiskan waktu. Adapun untuk YouTube saya suka menonton channel Dr. Indrawan Nugroho dan Ferry Irwandi karena mereka sering membahas tentang kondisi perekonomian baik global maupun nasional sesuai minat saya yang sudah dijelaskan. Untuk game yang dimainkan dulu saya pernah bermain Mobile Legends, tetapi sekarang saya hanya bermain Catur online dan Duolingo untuk mengasah kemampuan bahasa inggris saya.

Selanjutnya

Tutup

Film

Bad Genius: Ketika Kejeniusan Bertemu dengan Kejahatan

16 September 2023   13:58 Diperbarui: 16 September 2023   14:00 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

"Bad Genius" merupakan sebuah film asal Thailand yang dirilis pada tahun 2017. Film ini menceritakan tentang kejahatan yang dilakukan oleh para siswa di lingkungan sekolah mereka, yaitu mencontek.

Cerita dimulai dengan seorang gadis miskin bernama Lynn, yang sangat cerdas. Dia mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi di sekolah favorit di daerahnya dengan mendapatkan beasiswa. Awalnya, pihak sekolah menolak memberikan beasiswa penuh kepada Lynn. Namun, Lynn berhasil memperlihatkan bakatnya saat kepala sekolah sedang menghitung biaya pendidikan. Lynn menjawab dengan cepat tanpa menggunakan kalkulator. Kepala sekolah akhirnya memberikan beasiswa penuh kepada Lynn sehingga dia bisa bersekolah tanpa biaya.

Di kelas, Lynn berteman dengan seorang siswi bernama Grace. Grace mengeluhkan nilai buruknya dalam ujian. Merasa iba, Lynn membantu Grace dengan memberikannya contekan saat ujian. Akibatnya, Grace lulus ujian dengan nilai memuaskan. Kemudian, muncul seorang pria bernama Path, yang juga merupakan pacar Grace. Path bertanya, "Bagaimana bisa nilai kamu begitu tinggi?" Grace menjawab, "Lynn membantu saya saat ujian." Path pun meminta bantuan Lynn, dan dia siap membayar untuk jasa tersebut. Lynn tidak langsung memberikan jawaban dan meminta waktu untuk memikirkan tawaran tersebut.

Ketika Lynn berada di rumah, dia memikirkan tawaran dari Path. Awalnya, dia ragu untuk menerima tawaran tersebut, tetapi tiba-tiba dia menemukan surat yang mengungkapkan bahwa beasiswa Lynn tidak sepenuhnya gratis dan bahwa dia masih harus membayar sekitar Rp80 Juta. Ayahnya telah menyembunyikan informasi ini dari Lynn. Setelah mengetahui hal itu, Lynn menerima tawaran Path untuk memberikan bantuan dengan biaya sekitar Rp600.000 untuk setiap pelajaran. Path juga mengajak lima temannya, sehingga Lynn mendapatkan sekitar Rp3.000.000 setiap semester.

Semua berjalan lancar, dan nilai Path, Grace, dan lima temannya naik secara signifikan. Namun, ada seorang pesaing pintar bernama Bank, yang juga bersaing dengan Lynn untuk mendapatkan beasiswa untuk belajar di luar negeri. Bank akhirnya membocorkan praktik curang yang dilakukan oleh Lynn, sehingga Lynn didiskualifikasi dari beasiswa yang telah dia dapatkan. Bank sendiri berhasil mendapatkan beasiswa untuk studi di luar negeri. Setelah mengetahui situasi sulit yang dihadapi oleh Lynn, Path merencanakan balas dendam dengan cara menjatuhkan Bank ke tempat pembuangan sampah sehari sebelum keberangkatan Bank ke luar negeri. Rencana Path berhasil, dan Bank terlambat mengikuti jadwal penerbangan yang telah ditentukan oleh pihak beasiswa. Bank menyadari bahwa tindakan ini dilakukan oleh Path, sehingga dia membalas dengan memukul Path dengan sangat keras. Lynn akhirnya melerai perkelahian itu dan mengusulkan agar Bank menggunakan pengetahuannya untuk menjual jawaban tes masuk universitas ternama yang telah direncanakan oleh Path. Meskipun awalnya Bank ragu, dia akhirnya menerima tawaran tersebut mengingat bayarannya yang cukup besar, yang akan membantu usaha cucian ibunya. Saat Bank dan Lynn sedang menjalankan rencana tersebut, Bank sedikit mengkhianati perjanjian awal dengan meminta bayaran dua kali lipat dari yang disepakati, karena masih merasa kesal dengan pemukulan yang dilakukan oleh Path. Path tidak punya pilihan lain karena dia juga telah menjual jawaban ujian kepada banyak orang yang telah membayar untuk mendapatkannya dari Lynn dan Bank. Akhirnya, Bank mendapatkan bayaran sesuai dengan permintaannya. Namun, Lynn merasa bahwa tindakan ini telah terlalu jauh. Oleh karena itu, Lynn memutuskan untuk keluar dari bisnis ilegal yang dilakukan oleh Path dan teman-temannya, serta mengungkapkan semua yang dia ketahui kepada pihak berwajib untuk penyelidikan atas praktik curang yang dilakukan selama masa sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun