Mohon tunggu...
syamsud dhuha
syamsud dhuha Mohon Tunggu... profesional -

Pemuda, pembelajar dan penulis biografi lepas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kota Sawahlunto, Kota M. Yamin Tanpa Traffic Light

20 November 2013   18:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:53 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1384945430968340219

Kota Sawahlunto merupakan satu-satunya daerah di Indonesia tanpa traffic light (lampu merah kuning hijau). Meskipun tanpa traffic light, angka kecelakaan cenderung kecil bahkan zero accident. Kota yang terletak 95 km sebelah timur laut Kota Padang ini dikelilingi oleh tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Sijunjung.

Ketika berkunjung ke Sawahlunto 2012 lalu daerahnya dikelilingi bukit. Malam hari tiba di Sawahlunto, belum tahu kalau kota ini tanpa traffic light. Penginapan Hotel Ombilin menjadi tempat rehat sebelum menjelajah kota ini. Hotel kuno yang dulunya tempat para pejabat perusahaan besar batu bara ini menjadi salah satu obyek wisata. Penginapan yang terletak di depan gedung pusat kebudayaan berada di jantung kota. Sebelah utara hotel ada sebuah bukit yang mencuri perhatian yakni tulisan SAWAHLUNTO yang berada di atas bukit seperti di Hollywood.

Pagi hari jalan-jalan disekitar hotel, gedung pusat kebudayaan merupakan tempat hiburan peninggalan Belanda. Sekarang masih berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan acara hiburan, seminar dll. Disamping kanan hotel kantor perusahaan batu besar, PT Ombilin masih kokoh berdiri meskipun perusahaan sudah tidak berproduksi. Memang dibawah Kota Sawahlunto kandungan batu bara sangat besar hal itu terbukti mulai zaman penjajahan Belanda hingga tahun 1990an pengeksplorasian batu hitam ini. Maka tidak heran kalau kota ini dijuluki kota hantu karena zaman romusa para pribumi dijadikan budak mengangkat batu bara dari perut Sawahlunto. Tidak sedikit yang meninggal ketika melakukan eksplorasi kedalam perut bumi. Mereka dirantai agar tidak melarikan diri dan disiksa meskipun diberikan jatah makan. Hal itu bisa disaksikan di Museum Gudang Ransum, bekas penanak nasi, tungku raksasa, foto zaman dulu bisa disaksikan disini. Tidak hanya itu, pihak pengelola juga menyediakan ruang audio visual menayangkan film documenter zaman romusa disana.

Ketika jalan-jalan menuju tempat wisata, baru menyadari kalai di daerah ini tidak ada traffic light yang berdiri. Masyarakat sudah saling memahami untuk mendahulukan pengendara lain dengan kode tertentu seperti lampu penanda belok kanan atau kiri. Kekeluargaan sangat kuat terasa disini sehingga satu dengan yang lain saling memahami dan mengalah ketika di jalan. Memang ketika berada di perempatan atau pertigaan pengendara mengurangi kecepatan. Kemudian memberikan tanda, dari situ dipersilahkan lebih dulu jalan.

Ketika saya tanya ke Imam, driver yang mengantar penulis keliling Sawahlunto mengatakan masyarakat sini sudah memahami satu dengan lainnya. “Polisi lalu lintas disini jarang ada, mereka bertugas di perbatasan terkadang waktu sekolah dan kerja,”jelasnya.

[caption id="attachment_279243" align="aligncenter" width="300" caption="Pintu Lubang Mbah Suro"][/caption]

Mantan Walikota Sawahlunto Amran Nur memiliki pemikiran untuk mengubah wajah Sawahlunto dari kota tambang menjadi kota wisata tambang berbudaya. Mulai dari lubang mbah suro, museum ransum, museum kereta ‘mak item’, dan kain songket silungkang mengubah wajah seram Sawahlunto. Amran juga diakui dengan penghargaan tokoh perubahan oleh republika.

Oh iya, kota ini merupakan tempat kelahiran salah satu pahlawan nasional yakni M.Yamin. Beliau lahir di Kecamatan Talawi dan di akhir hayatnya Yamin disemayamkan di tanah kelahirannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun