Penulis : M. Ersyad B, Ilham Ramadhan, Amar Ramadhani
Politik dinasti merupakan fenomena di mana kekuasaan politik cenderung diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam satu keluarga. Praktik ini telah berlangsung selama berabad-abad di berbagai belahan dunia, meskipun tingkat prevalensinya bervariasi antara satu negara dengan negara lainnya.
Akar Sejarah Politik Dinasti
Konsep politik dinasti berakar dari sistem monarki, di mana tahta kerajaan diwariskan secara turun-temurun kepada keturunan raja atau ratu. Dalam sistem ini, kekuasaan politik menjadi hak istimewa bagi keluarga tertentu, dan hanya mereka yang memiliki hubungan darah dengan penguasa yang berkuasa dapat mewarisi tahta. Meskipun sebagian besar negara modern telah mengadopsi sistem demokrasi, praktik politik dinasti masih terus berlanjut dalam bentuk yang berbeda. Dalam konteks demokrasi, politik dinasti sering kali terjadi ketika keluarga tertentu mendominasi ranah politik, dengan anggota keluarga yang berbeda bergantian memegang jabatan penting dalam pemerintahan.
Faktor-faktor Pendorong Politik Dinasti
Beberapa faktor yang mendorong terjadinya politik dinasti antara lain:
1. Warisan politik: Keluarga dengan sejarah panjang dalam politik cenderung memiliki modal sosial dan jaringan yang kuat, serta akses yang lebih mudah terhadap sumber daya dan dukungan.
2. Mekanisme pewarisan: Dalam beberapa budaya, terdapat norma sosial yang mempromosikan pewarisan kekuasaan politik dalam lingkup keluarga.
3. Sumber daya finansial: Keluarga dengan kekayaan yang besar dapat memanfaatkan sumber daya tersebut untuk mendanai kampanye politik dan mempertahankan pengaruh mereka.
4. Popularitas nama keluarga: Nama keluarga yang sudah dikenal luas dalam ranah politik dapat memberikan keuntungan dalam mengumpulkan dukungan pemilih.Â
Contoh-contoh Politik Dinasti di Dunia