Mohon tunggu...
Muhammad Syachri Ramadhan
Muhammad Syachri Ramadhan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Klink Menulis Univ. Azzahra Bergerak aktif mencoba melawan dengan kekuatan yang dimiliki dengan menyandang nama kampus tercinta '' Universitas Azzahra '' .

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Identitas Vs. Eksistensi

21 Februari 2012   14:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:22 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sudah hampir sebulan lamanya saya tidak melakukan sebuah kebiasaan yang bernilai positif, terhitung semenjak 26 januari 2012 saya fakum dari kegiatan tulis menulis di media ini ( kompasiana.com ) diawali dengan persiapan saya untuk mengikuti kegiatan Latihan Dasar II (INTERMEDIATE TRAINING ) atau yang sering disebut dengan LK II Cab. JakSel pada 28 januari hingga 5 februari 2012 yang lalu.

memang sebenarnya hal yang demikian itu tidak bisa menjadi sebuah alasan untuk pembenaran, asalkan ada niat dan kemauan pasti ada jalan begitulah petuah yang sering kali kita dengar, akan tetapi berbagai halang rintang sering kali kita jumpai didalam melakukan hal - hal yang bernilai positif.

pada kegiatan LK II ( INTERMEDIATE TRAINING ) Cab. JakSel saya mendapatkan berbagai motifasi guna perbaikan kwalitas diri agar menjadi lebih dari yang sebelumnya dan agar terciptanya 5 kwalitas insan cipta sebagai cita- cita bersama kita semua sebagai kader.

sebagai seorang kader seharusnya kita memahami betul apa sebenarnya tugas dan kewajiban seorang kader serta siapa saja sich yang bisa dikatagorikan sebagai seorang kader dan bagaimanakah nasib seorang kader itu?lalu menurut kalian apa sich hubungannya kwalitas dan kwantitas kader itu?mana yang lebih penting, kwalitas atau kwantitas?

seorang kader biasanya bisa diibaratkan sebagai suatu pondasi didalam bangunan yang sedang dibangun atau akan dibangun, diibaratkan sebagai batu yang pertama kali diletakan dan paling awal dikorbankan didalam membangun sebuah bangunan. ketika bangunan tersebut telah dapat berdiri dengan megahnya maka batu awal yang diletakan sebagai pondasi tersebut tidak terlihat dikarnakan posisinya yang berada dibawah dan dildalam tanah ( tidak tampak dipermukaan ) akan tetapi ia memiliki peranan yang sangat penting guna berdirinya bangunan tersebut bahkan kelanjutan dari bangunan tersebut. sebagai sebuah pondasi bisa jadi kader adalah seorang yang paling banyak berjasa didalam mengembangkan bangunannya ( organisasi ) dan memberikan banyak sumbangsihnya didalam kelangsungan bangunan tersebut namun sebagai seorang kader munkin ia tidak bisa menikmati berbagai hasil dari apa yang telah diberikannya sebagai sebuah pondasi awal dan bahkan bukan suatu hal yang mustahil seseorang yang datang belakangan yang akan menduduki segala macam kemudahan dan berbagai fasilitas yang ada buah hasil dari sebuah perjuangan pondasi ( nasib seorang kader ).

sebagai seorang kader kita semua diharapkan bisa menelurkan kwalitas kader kepada orang lain, karna dengan banyaknya kwantitas kader tidak dapat menjamin ia bisa menjadi besar karna banyaknya kader sedangkan kwalitasnya Nol Besal. kader - kader yang tercipta umumnya adalah kader - kader yang hanya bisa menuntut dan bukan menjadi kader - kader yang siap untuk memberi kepada yang lainnya atau kader - kader yang kurang bahkan tidak siap untuk menerima takdir menjadi seorang kader.

dibawah ini akan ada beberapa kriteria yang seharusnya dimiliki oleh seorang kader :

Pertama ; menjaga aqidah yang sehat

dengan menjaga aqidah kita agar tetap sehat dapat melepaskan segala tendensi - tedensi selain dari Sang Pencipta ( Allah SWT ) dan hanya berorientasi pada Allah semata apapun dan kapanpun yang kita kerjakan. semua itu dapat kita lakukan dengan menguatkan jiwa kita salah satunya adalah dengan melakukan Qiyamul Lail.

Kedua ; keluasan wawasan

hal ini tidak kalah pentingnya dengan kriteria yang pertama, sebagai seorang kader harus memiliki keluasan didalam berfikir karna apakah layak bila seorang kader terlihat bodoh dan telat mikir?dengan keluasan pemikirannya diharapkan seorang kader dapat memiliki keluasan serta kedalaman didalam berfikir dan harus selalu menambah/ memperbaharui ilmu yang dimilikinya ( mengaktualisasikannya ) supaya ia bisa menjelaskan dan menyampaikannya kepada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun