Departemen Keilmuan Ikatan Keluarga Asia Barat (IKABA) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia menyelenggarakan webinar tentang pendidikan modern di mesir dan dampaknya untuk Indonesia pada Sabtu, 10 Desember 2023
Webinar ini merupakan program kerja penutup dari serangkaian rencana program kerja IKABA FIB UI 2023 yang dilaksanakan oleh Departemen Keilmuan IKABA. Ikatan Keluarga Asia Barat merupakan himpunan mahasiswa program studi Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, IKABA ini merupakan salah satu wadah bagi mahasiswa Program Studi Arab FIB UI untuk meningkatkan potensi diri, khususnya untuk mahasiswa PSA Arab dan umumnya bagi mahasiswa dan masyarakat Indonesia di bidang kewirausahaan, olahraga, pengabdian masyarakat serta yang tidak kalah pentingnya yaitu di bidang pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan ketimurtengahan seperti pada webinar kali ini dna umumnya untuk berbagai ilmu pengetahuan lainnya.
Webinar yang bertemakan , "mengulik modernisme pendidikan di Mesir dan dampaknya terhadap Indonesia" ini menghadirkan pembicara Dr. (H.C). Rauf Luthfi., M.A yang saat ini sedang menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir
“Sejarah peradaban dan keilmuan Mesir sudah ada sejak zaman dahulu, mengingat mesir merupakan negerinya para Nabi kemudian disana juga terkenal dengan peradaban kuno mesir yang banyak peninggalan ilmu pengetahuan disana, yang terkenal sampai sekarang yaitu adanya Universitas Al azhar” ujar Pak Lutfi dalam keterangan yang diterima, Sabtu ( 10/12/2023).
Lanjut Pak Luthfi, terdapat beberapa fase modernisme pendidikan di Mesir, dimulai dari awal abad ke 19 dengan mengirimkan 319 kader ke Eropa kemudian dibangunlah sekolah-sekolah modern di Mesir sampai pada abad ke 20 yaitu ada kebangkitan pendidikan dan nasionalisme Mesir. “ dasar-dasar modernisme di Mesir yaitu pembangunan terhadap Sumber Daya Manusia melalui pendidikan,” Jelasnya.
Pak Luthfi juga menyebutkan bahwa modernisasi pendidikan di Mesir juga ada hubungannya dengan Indonesia bahkan di tahun ini terdapat 80 mahasiswa yang belajar di Universitas Al-Azhar, mereka belajar ilmu kedokteran, ilmu pertanian dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme minat terhadap ilmu pengetahuan pemuda Indonesia cukup tinggi.
“Peran Rahmat Al-Yunusiah dalam mendidik kader perempuan di indonesia itu mengilhami Al-Azhar membuka fakultas khusus perempuan- kulyat banat di era Syekh Syaltut , saya juga mendegar dari catatan sejarah bahwa ketika Al-Azhar ingin ditutup oleh Nasser namun karena kedekatannya dengan Soekarno Al-Azhar bisa tetap eksis sampai sekarang. Usulan Soekarno menjadi ilham bagi mesir untuk merevitalisasi Al-Azhar” ungkap nya
Ia juga menambahkan, terdapat bukti nyata kuatnya hubungan Indonesia dengan Al-Azhar yaitu, seringnya kunjungan grand Syekh Al-Azhar ke Indonesia sejak Indonesia merdeka, Mesir juga termasuk negara pertama yang mengakui beberapa bulan setelah kemerdekaan Indonesia
“ Dari sini kelihatan sekali adanya proses transformasi ilmu pengetahuan dari Indonesia ke Mesir. Banyak sekali kerja sama antara Indonesia dan Mesir, di bidang pendidikan seperti yang kita tahu ada student exchange, dari awal Indonesia mengirim mahasiswa ke Mesir sampai tahun ini sudah tembus sekitar 14,000 mahasiswa yang belajar di Mesir, namun demikian sejalan dengan semakin meningkatnya minat belajar disini tentu banyak tantangan tetapi juga banyak potensi - potensi yang dimiliki mahasiswa indonesia disini, seperti di bidang sosial budaya, ekonomi dan perdagangan dan bidang-bidang lainnya” Tutur Pak Lutfi Rauf
Materi webinar ini lebih condong ke paparan tema-tema pendidikan dan sejarah antara Indonesia dengan Mesir yang mana banyak sekali membahas tentang hubungan atau kerjasama khususnya di bidang pendidikan antara Mesir dan Indonesia