Mohon tunggu...
Syabri
Syabri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Jakarta

hai teman-teman aku akan update keseharian aku disini yaa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengungkap Psikologis dalam Kasus Kekerasan Seksual : Pembelajaran dari Agus Buntung

20 Desember 2024   21:19 Diperbarui: 20 Desember 2024   21:19 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekerasan seksual adalah masalah sosial yang sangat serius, dan meskipun kita sering mendengar tentang kasus-kasus tersebut, banyak orang yang masih tidak sepenuhnya memahami bagaimana kekerasan tersebut dapat terjadi, serta bagaimana pelaku memanipulasi korban mereka. Salah satu aspek penting dalam memahami kekerasan seksual adalah manipulasi psikologis yang sering digunakan oleh pelaku untuk mengendalikan dan mengeksploitasi korban. Artikel ini akan membahas bagaimana manipulasi psikologis berperan dalam kasus-kasus kekerasan seksual, dengan mengambil pelajaran dari kasus Agus Buntung.

Apa itu Manipulasi Psikologis?

Manipulasi psikologis dalam konteks kekerasan seksual mengacu pada tindakan pelaku yang menggunakan taktik psikologis untuk mengontrol, mengeksploitasi, atau menundukkan korban mereka. Teknik ini bisa sangat halus, membuat korban merasa terjebak, tidak berdaya, atau bahkan merasa bersalah atas kejadian tersebut. Manipulasi ini bisa mempengaruhi korban dalam banyak cara, seperti melalui ancaman, pemberian janji palsu, atau eksploitasi ketidakmampuan fisik atau emosional.

Kasus Agus Buntung, yang mencuat ke publik kar.na tindakan pelecehan seksual yang dilakukannya, mengungkapkan bagaimana manipulasi psikologis bisa menjadi salah satu alat utama yang digunakan pelaku untuk mendapatkan kendali atas korban mereka. Meskipun detail kasus ini lebih kompleks, ada beberapa teknik manipulasi psikologis yang dapat dilihat dalam dinamika hubungan antara pelaku dan korban.

Pemaksaan dengan Alasan Palsu (Manipulasi dengan Janji)

Pengakuan dari Korban:
"Dia mengatakan jika saya mengikuti keinginannya, maka dia akan memberikan bantuan atau perlindungan."

Pelaku mungkin menggunakan janji palsu untuk memanipulasi korban. Dengan meyakinkan korban bahwa mereka akan mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan (seperti bantuan atau perlindungan), pelaku memanfaatkan perasaan ketergantungan korban. Manipulasi ini membuat korban merasa terpaksa untuk mengikuti kehendak pelaku, meskipun mereka tidak ingin melakukan hal tersebut.

Mencegah Kekerasan Seksual dan Manipulasi Psikologis

Untuk mencegah kekerasan seksual dan manipulasi psikologis, sangat penting bagi masyarakat untuk lebih sadar dan peka terhadap tanda-tanda peringatan yang mungkin tidak langsung terlihat. Dukungan untuk korban kekerasan seksual harus diberikan dengan penuh empati dan tanpa menghakimi, serta memberikan ruang bagi mereka untuk berbicara dan mencari keadilan.

Selain itu, penegakan hukum yang lebih baik, pendidikan mengenai hak-hak perempuan, dan kampanye kesadaran tentang kekerasan seksual dapat membantu mengurangi peristiwa-peristiwa seperti yang dialami oleh korban Agus Buntung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun