Mohon tunggu...
Syabantina Kirana dewi
Syabantina Kirana dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Magister

IPB University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi Flora dan Fauna Lahan Gambut Kaya Gizi dan Bernilai Ekonomi

30 Juni 2024   18:30 Diperbarui: 30 Juni 2024   20:10 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ekosistem lahan gambut terbesar di dunia dengan luas wilayah 22,5 juta hektar (ha). Lahan gambut merupakan lahan basah yang terbentuk dari sisa tumbuhan dan jasad hewan yang telah membusuk didalam tanah. Ekosistem lahan gambut ini memiliki peran penting sebagai penyerapan dan penyimpanan karbon yang jumlahnya cukup besar, perlindungan keanekeragaman hayati. Selain itu juga lahan gambut juga memiliki  nilai ekonomi tinggi jika dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.

Flora Fauna yang tumbuh di ekosistem lahan gambut dapat diolah menjadi sebuah produk olahan makanan yang memiliki nilai gizi dan ekonomi tinggi. Tanaman yang tumbuh di ekosistem lahan gambut yang dapat dimanfaatkan adalah tumbuhan karamunting. Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (aiton) hassk) merupakan tanaman lokal yang banyak tumbuh liar di lahan gambut Kalimantan Tengah. Secara turun menurun, masyarakat Suku Dayak menggunakan tanaman ini untuk mencegah penyakit diabetes melitus, penghilang nyeri, melancarkan aliran darah, menghentikan dan peredam demam.

Namun hingga saat ini masyarakat masih mengolah tumbuhan ini dengan cara tradisional, untuk itu salah satu masyarakat Dayak Kalimantan tengah tepatnya di Palangka Raya membuat inovasi baru dengan membuat Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (aiton) hassk) menjadi produk teh hitam Kamunting. Bagian yang diambil yaitu daunnya, daun dikeringkan kemudian di uji organoleptic terhadap rasa, warna, bentuk dan tekstur. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa hasil ekstraksi dari metanol serta etil asetat dari daun karamunting terbukti memiliki fungsi antioksidan (Salni & Marisa, 2019).

Selain itu, produk olahan lainya adalah Ikan gabus. Ikan Gabus (Channa striata) adalah jenis fauna yang hidup liar di ekosistem lahan gambut. Ikan ini dapat hidup di kanal, rawa, dan bertahan pada musim kemarau tiba dengan menggali lumpur. Ikan Gabus (Channa striata) dapat diolah menjadi Tepung Ikan gabus Kalimantan. Bagian tubuh yang digunakan adalah daging ikan gabus. Cara pengolahannya dengan cara perebusan, pengukusan serta pengukusan dan ekstraksi lemak. Selanjutnya dikeringkan dengan alat pengering mekanis dengan suhu 500 C selama kirang lebih 9 jam. Setelah itu dilakukan uji organoleptic terhadap warna, tekstur dan bentuk tepung ikan gabus.

Ikan Gabus (Channa striata) dipercaya memiliki kandungan gizi cukup tinggi dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa Ikan gabus mengandung 70% protein, 21% albumin, asam amino lengkap, zinc, selenium, iron (Ardianto, 2015). Ikan gabus ini baik dikonsumsi untuk ibu pasca operasi sesar, karena kandungan yang ada didalam ikan ini dapat mengoptimalkan regenerasi sel yang luka, membantu mencegah infeksi sekunder pada luka sesar, menguatkan kembali otot pasca operasi melahirkan, menambah stamina dan daya tubuh. Selain itu bagai anak yang disusui, ikan ini dapat membantu mengoptimalkan tumbuh kembangnya, serta menjaga kesehatan otak dan sistem syaraf, tulang dan gigi, mata, juga beragam sistem organ lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun