Mohon tunggu...
syaafiqah nurahmah
syaafiqah nurahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - BISMILLAH
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikologi Gestalt dan Pemecahan Masalah

20 Maret 2022   15:07 Diperbarui: 20 Maret 2022   15:11 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hidup manusia selau dihadapkan pada masalah, dan oleh karena itu kecakapan memecahkan masalah menjadi bagian yang penting dalam upaya pendidikan dan pembelajaran. Penting hasil belajar pemecahan masalah ini awalnya terlihat dari  aliran-aliran psikologi terhadap hasil belajar. 

Pembelajaran juga bermakna akan bisa terwujud jika awalanya mengajar tidak hanya pada segi pencapaian prestasi akademik, melainkan juga diarahkan untuk mengembangkan sikap dan minat belajar serta potensi dasar siswa. Topik yang dipilih dan dipelajari dengan dasar pada pengalaman anak yang relevan.

Metode mengajar yang digunakan membuat siswa terlibat langsung. Dalam proses belajar perlu diprioritaskan kesempatan siswa. Bahan pelajaran yang digunakan konkret. 

Hasil belajar anak, tidak hanya untuk  menekankan aspek kognitif tetapi harus mencakup semua domain perilaku anak. Pembelajaran juga bermakna akan terwujud jika pembelajaran dengan mempelajari gejala sebagai suatu keseluruhan karena orang cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungan sebagai kesatuan yang utuh. Hal ini seperti dalam teori Gestalt

Aliran Gestalt percaya bahwa walaupun pengalaman psikologis berasal dari elemen sensori (indrawi), tetapi pengalaman itu ada yang  berbeda dengan pengalaman sensori itu sendiri. Pandangan psikologi Gestalt adalah yang berpusat bahwa apa yang dipersepsi itu merupakan suatu kebulatan, suatu unity atau suatu Gestalt. Psikologi Gestalt semula memang timbul berkaitan dengan masalah persepsi, yaitu pengalaman Wertheimer di stasiun kereta api yang disebut phi phenomena.

Teori Gestalt ini menggunakan konsep pada awal yaitu, Teori Medan; hal yang sangat penting dalam suatu medan adalah bahwa tidak ada yang eksis secara terpisah atau terisolasi. Menurut psikologi Gestalt penekanannya adalah selalu pada totalitas, bukan pada bagian-bagian.

Pembelajar mempelajari fakta atau aturan tanpa benar-benar memahaminya. Proses belajar ini sangat kaku, mudah terlupakan, dan dapat digunakan hanya pada situasi yang terbatas. Namun, belajar sesuai dengan prinsip Gestalt didasarkan pada pemahaman tentang hakikat dari problem.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun