Pernahkah anda melihat seni lukis atau seni fotografi yang begitu
menakjubkan? Bagaimana perasaan anda saat memandangnya? Tergetarkah?
Merasa ingin berada didalam lukisan itukah?. Begitulah yang saya
rasakan bila memandang sebuah lukisan yang obyeknya pemandangan,
ataupun taman kecil yang begitu asri dan hidup.Bahkan lukisan hitam
putihpun mampu menghadirkan kekaguman tersendiri di hati saya. Seperti
lukisan ataupun album-album foto tempo dulu. Sebuah lukisan mampu
memantik imajinasi bila hasilnya terlihat hidup. Ditambah gradasi
warna yang harmoni. Membuat mata kita betah berlama-lama memandangnya.
Saya sendiri bukan pelukis ataupun seorang fotografer. Tapi sangat
menikmati hasil karya seni tersebut. Dimata saya, pelukis dan
lukisannya seolah begitu menyatu. Saling bersinergi satu sama lain.
Begitu pula dalam hasil karya fotografi. Kebetulan saya memiliki tiga
buku hasil hunting di sekitar Kwitang. Tempat buku-buku bekas/lama
diperjualbelikan. Sebenarnya itu merupakan sebuah album. Karena isinya
tentang keindahan sebuah negara. Mulai di seputar kota, hingga ke
pelosok desa. Hasil karya sang fotografer yang sangat apik dan piawai
dalam mengambil angle keindahan obyeknya. Membuat saya mengagumi
keelokan wisata negara bersangkutan. Seperti halnya lukisan yang indah
dan hidup, hasil karya fotografipun mampu mengalirkan keindahan dan
energi positif bagi jiwa kita.
Mengapa lukisan ataupun hasil karya fotografi mampu mengalirkan energi
positif bagi jiwa? Karena otak memerintahkan keindahan itu terstimulan
kesegenap jiwa dan raga. Berawal dari mata, lalu mengalir ke hati
pusat dari segala perasaan/sense yang mampu mendeteksi energi luar.
Bila perasaan nyaman yang didapat, maka energi positiflan yang
mendominasi. Dan kita menjadi tenang, bahagia dan damai saat
memandangnya. Hal ini tak perlu pembelajaran khusus. Karena manusia
memiliki sensor sendiri untuk mendeteksi bagaimana situasi jiwanya.
Bahkan mendeteksi situasi jiwa orang lain secara alami. Tak aneh, bila
kita sedang merasa suntuk di rumah, kita menjadi begitu ingin pergi
keluar. Melihat pemandangan. Memandang lukisan alam.
Saya kalau suntuk senang membuka album fotografi yang didalamnya
banyak gambar-gambar indah. Saya tak merasa rugi telah membelinya.
Karena bisa dipandang kapan saja. Memantik imajinasi dan menenangkan
jiwa. Bahkan mampu menginspirasi sekaligus. Begitulah spiritualitas
seni lukis dan seni fotografi dalam menstimulan energi positif kedalam
jiwa.
Banyak orang mengkoleksi seni lukis yang harganya mahal-mahal. Para
kolektor itu memiliki misi beragam. Ada yang karena pelukisnya teman
baik atau familinya. Maka lukisan apapun yang dihasilkan, kolektor tsb
akan membelinya dengan harga tinggi. Ada pula yang karena
mengidolakan pelukisnya dan menjadi fanatik. Hingga tak mampu menilai
kedahsyatan karya pelukis lain, selain idolanya sendiri. Kolektor
lukisan idealnya mempunyai cita rasa seni yang baik. Hingga mampu
obyektif dalam menilai dan mengapresiasi lukisan tanpa melihat siapa
pelukisnya. Karena penilaiannya semata pada karya. Bukan pribadi.
Kolektor seperti ini tak akan turun gengsi mengkoleksi hasil karya
pelukis yang belum punya nama sekalipun, tapi lukisannya mampu
menghidupkan jiwa seni penikmatnya.
Karya seni adalah untuk dinikmati. Menikmati karya seni berarti
mengapresiasi lewat caranya masing-masing. Tak mampu membeli, cukup
menikmatinya dengan sepenuh jiwa. Bukan asal melihat-lihat sekedar
pengisi waktu. Namun mampu menjadikan karya seni itu sebagai bagian
dari kebutuhan jiwa sekaligus meningkatkan spiritualitas kesadaran
kita. Kebutuhan hakiki yang patut kita penuhi dengan cara yang
disesuaikan kemampuan tentunya. Karena untuk menikmati karya seni tak
selalu berarti mengeluarkan uang banyak. Dengan cara-cara yang
sederhana dan kreatif, kita masih mampu menikmati dan menyerap energi
positif didalamnya.
Bagaimana dengan para fotografer yang tak semua fokus pada obyek
keindahan semesta? Karena ada banyak fotografer yang memilih
menghasilkan karya seninya lewat obyek-obyek yang tak biasa. Bahkan
yang kadang tak sedap dipandang mata. Misalnya hanya fokus pada
realitas kehidupan manusia kota dibagian wilayah kumuh. Bagi banyak
orang, wilayah kumuh apa bagusnya? Keindahan apa yang mampu dihasilkan
disekitarnya? Melihat secara langsung saja banyak orang enggan.
Apalagi untuk menikmatinya lewat pameran foto.
Tapi saya pernah menyaksikan di televisi, betapa banyak pengunjung
yang mampu mengapresiasi hasil karya para fotografer lewat subyek
uniknya tersebut dalam suatu pameran. Lewat wawancara dari stasiun TV
bersangkutan, beberapa pengunjung mengungkapkan kekaguman dan salutnya
kepada para fotografer yang mampu menghadirkan sisi realitas hidup
manusia kota yang banyak dipandang sebelah mata. Apalagi sampai
dijadikan obyek keindahan sebuah karya seni. Saya sendiri sungguh
takjub. Melihat bagaimana seorang fotografer mampu mengambil
angle-angle dengan sangat baik dari lingkungan kumuh di tepi sungai
ciliwung yang kotor itu. Rumah-rumah kardus atau tripleks yang asal
jadi, berpadu dengan warga yang sedang menjalani aktivitas hariannya
disekitar kali. Namun spiritualitas apa yang mampu dihadirkan didalam
hasil karya tersebut? Tak lain adalah semangat untuk memulai hidup
lebih baik. Menjaga lingkungan agar tetap bersih. Tak membuang sampah
sembarangan. Mengasah kepekaan terhadap mereka yang hidupnya belum
memadai. Sekaligus mengajarkan kita untuk lebih bersyukur pada yang
sudah kita miliki, meskipun tak seberapa. Karena diluar sana masih
banyak yang kehidupannya seperti tergambar dari hasil karya para
seniman fotografi itu. Yang telah menghadirkan realita sisi lain
diwilayah ibukota yang megah. Adakah kita termasuk didalamnya?
Bagi yang tak pernah menginjak wilayah kumuh itu, mungkin sekarang
bisa melihatnya dengan detail lewat foto-foto yang dihasilkan.
Begitulah sebuah karya seni yang baik dan hidup akan mampu
membangkitkan spiritualitas masyarakat pencinta seni untuk mampu
mengambil makna dari nilai filosofi yang terkandung dalam karya-karya
tersebut. Karena dalam karya seni yang baik, pasti tersimpan makna dan
pesan-pesan khusus dari senimannya lewat bahasa simbolik ditiap karya
mereka. Bagi yang mampu menangkap energi maknawi dari simbolisasi
semacam itu, mungkin akan menjadi sarana kontlempasi yang dalam bagi
kebangkitan spiritualitas jiwanya sendiri, hingga suatu saat mampu
menyebar ke lingkungannya.
Maka, berkaryalah dengan jiwa. Dan nikmati hasilnya dengan jiwa kita
juga. Agar karya seni yang kita hasilkan atau kita nikmati, tak
sekedar jadi pajangan dirumah atau lemari buku maupun galeri saja.Tapi
juga mampu menjadi media ekspresi yang sehat, membawa makna energi
yang sehat, serta mengasah kepekaan kita pada lingkungan dan
mensyukuri keagungan Tuhan, Sang Maha Karya sesungguhnya.
http://spiritlifeholistik.blogspot.com
under files http://www.kabarsehat.com