Mohon tunggu...
Syafuan Gani
Syafuan Gani Mohon Tunggu... profesional -

just a dedicated mechanical engineer, completing both Master degrees in marketing communication and human behavior (a strange disciplines for engineer :-) . Currently living in Middle East.... in search of colorful life's experiences, still proud being an Indonesian (regardless how ridiculous the politics and most of "funk" politicians) . http://sxgani.blogspot.com/ http://www.facebook.com/baron.deladera

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Oleh oleh dari eks Tirai Bambu

2 Juni 2010   13:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:48 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dulu, china dikenal dengan Negara tirai bambu.... Artinya semua tertutup. Tidak hanya di Negara tirai bamboo...., cina perantauan pun saat itu masih menutup diri. Di kota Palembang,  40 tahun yang lalu di daerah Kenten ....ada sebuah kampong yang diberi nama kampong "kebun Cina". Dinamai "kebun Cina" karena didaerah ini hanya dihuni oleh para "Cina Kebun". Saat itu mereka ini identik dengan, apek apek berbaju koko biru tua atau kaos singlet  dan sandal jepit. Umumnya masih memegang tradisi leluhur mereka , termasuk budayanya, sehingga sangat jarang diantara mereka yang fasih berbahasa Indonesia. Mereka memenuhi kebutuhun hidup dengan cara memelihara ternak (babi), kerena daerah ini "doeloe"  merupakan rawa rawa yang banyak enceng gondok dan keladi.  Kedua jenis tumbuhan ini merupakan suplemen makanan binatang ini.  Hampir semua suplai  daging babi di daerah ini berasal dari "kebun cina". Satu lagi, kotoran binatang ini diolah dan digunakan buat pupuk "alami" untuk kebun sayuran. Dan seterusnya..... sayuran ini dijual di pasar ...... Nah Lho !. .  ... Inilah yang menjadi sebab utama, cina kebun diidentikan dengan bau kotoran babi  dan bau amis  he he he he ....................... tapi itoe tempo doeloe,  40 tahun yang lalu.. Sekarang, daerah tersebut sudah berubah total,  rawa rawa ditimbun menjadi daerah ekslusif, kawasan mewah. Memang bung, Cina kebun telah berubah total.  Apalagi cina di Negara tirai bambu. Kalau boleh dikatakan, cina di Negara tirai bambu sudah menjelma menjadi cina kapitalis sosialis, walau negaranya tetap komunis. Kota kota lusuh , bau amis sudah hilang, menjelma menjadi metropolitan, bersih  dan aman, plus mereka lebih ramah dan mau diajak bergaul  ketimbang yang ada di negeri kita....... Berikut ini oleh oleh dari perjalan ke  Cina baru baru ini: Cina sangat meperhatikan segi keselamatan bagi masyarakatnya. Perhatikan rambu rambu yang mengingatkan atau memberi petunjuk bagi masyarakatnya. Awas Kecemplung,  kira kira gitulah peringatannya  ha ha ha Kira kira di negara kita ada ga ya peringatan seperti ini . Konon, rambu rambu jalan aja pada berhilangan.... dijadikan besi tua.. Nah, bagi pengguna kursi roda, dapat perhatian khusus....... "hati hati,  tutup parit nih!" Perhatikan , ada payung gede dekat rambu rambu itu, mungkin buat istirahat saat menungg lalu lintas sepi .....   he  he  he Peringatan bagi pengguna kursi roda kira kira sbb: " Sorry, jalan tidak merata" he he he Lewatnya dari mana ya ?   khan ada pohon gede.... Paling tidak , kaum "disable" sudah mendapatkan perhatian di negara ini. Kalau di negara kita gimana   ya ? Adakah rambu rambu buat para "disable" sepertti ini.., rasanya belum pernah lihat. Self servise   he  he  he perhatikan  ,  tulisan inggrisnya.....self servise ......, maksudnya self service. Tapi siapa peduli ?  yang penting kalau haus , masukan koin,  terus keluar minumannya. Kalau di Bandara cengkareng, masukan duit, minumannya ga keluar..... uangnya hilang   he he he Automatic teller machine itu disingkat ATM  .....  eh......   AMT - Anjungan Mandiri Tunai Ini satu lagi ATM   e   AMT. Siapa peduli dengan bahasa Inggris.... toh yang penting outputnya  itu loh. Ga nelan Kartu........ ,  en ga ada spammmm ! Silahkan menggunakan Public Toilet,   bebas biaya, ........  tapi anda harus nge-cas HP anda .....  dan bayar  ! Ini super kreatif. Mau buang hajat , free. Tapi bayar nge-cas nya ..... he he   sanagt kreatif ! Disalah satu rumah sakit ,  para specialist memasang papan nama klinik mereka..... Jelas ada persaingan ..... hak pilihan  tetap pada pasien  he he  he Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun