1011 = 1x(2x2x2) + 0x(2x2) + 1x(2) + 1x(1) = 8 + 0 + 2 + 1 = 11
1100 = 1x(2x2x2) + 1x(2x2) + 0x(2) + 0x(1) = 8 + 4 + 0 + 0 = 12
101011 = 1x(2x2x2x2x2x2) + 0x(2x2x2x2x2) + 1x(2x2x2) + 0x(2x2) + 1x(2) + 1x(1)
101011 = 32 + 0 + 8 + 0 + 2 + 1 = 43
Senada dengan pada sistem bilangan desimal, maka bilangan dasar (2) pangkat posisi angka mulai dari bilangan paling kanan adalah 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, dan seterusnya.
Oleh karena di dalam sistem bilangan biner hanya ada 2 simbol, maka bilangan pangkat tersebut dijumlahkan bila bertemu angka 1, sebaliknya tidak dijumlahkan bila ketemu simbol 0.
Sistem Bilangan Heksadesimal
Masih menggunakan pola yang sama dengan sistem bilangan desimal ataupun biner, sistem bilangan heksadesimal menggunakan bilangan dasar 16 dan memiliki 16 simbol dasar, berupa 10 simbol angka dan ditambah 6 huruf. Urutan dan simbol-simbol di dalam sistem bilangan heksadesimal adalah sebagai berikut:
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F, di mana merupakan urutan bilangan dasar dari urutan 1 sampai dengan 15, yaitu: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15.
Contoh angka dalam sistem bilangan heksadesimal, sesuai posisi angka menyatakan pangkat 16 dari posisi angka dimulai posisi 0 paling kanan:
2A0E = 2x(16x16x16) + 10x(16x16) + 0x(16) + 14x(1) = 2x4096 + 10x256 + 0x16 + 14x1 =
8192 + 2560 + 0 + 14 = 10766